Garam Farmasi akan Dipasok dari Dalam Negeri

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

Direktur Industri Kimia Dasar (IKD) Ditjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Kemenperin, Muhammad Khayam

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Diperkirakan, tahun depan, kebutuhan garam farmasi di dalam negeri sudah bisa sepenuhnya dilayani oleh industri lokal. Ini artinya, kegiatan impor yang selama ini mendatangkan garam farmasi dari luar negeri, sudah bisa dihentikan, terutama untuk garam infus.

Hal itu dikatakan Direktur Industri Kimia Dasar (IKD) Ditjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Kemenperin, Muhammad Khayam kepada tubasmedia.com di ruang kerjanya kemarin. Dalam setahun, industri farmasi nasional mengkonsumsi sedikitnya 3.000 ton garam farmasi yang sepenuhnya dibeli dari luar negeri.

Namun kegiatan impor tersebut kata Khayam, diprediksi tahun depan sudah terhenti menyusul akan dibangunnya industri garam farmasi oleh perusahaan patungan antara PT Kimia Farma dengan PT Garam.

PT Kimia Farma bekerja sama dengan PT Garam dalam membangun pabrik bahan baku garam farmasi pertama dan satu-satunya di Indonesia. Sinergi ini merupakan wujud realisasi kemandirian bahan baku obat-obatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan obat nasional.

Menurut Khayam, selama ini bahan baku obat hampir 95 persen diimpor dari Thailand, India, Tiongkok, Australia, Selandia dan Jerman. “Ini merupakan kemandirian bahan baku obat di Indonesia, karena selama ini kita impor semua. Bahan baku garam ini akan terus dikembangkan,” katanya.

Khayam yakin dengan adanya kerjasama ini tahun depan Indonesia tidak melakukan impor lagi, karena usaha patungan ini akan dapat memenuhi kebutuhan garam farmasi dan garam pangan. Menurut Khayam, pabrik garam farmasi tersebut akan dibangun di Jawa Timur dan sudah akan berproduksi mulai 2015.

Awal tahun depan diproyeksikan pabrik baru yang dibangun dengan investasi Rp 28 miliar, dapat memproduksi, 6 ribu ton garam farmasi. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS