Garmen China Kuasai Pasar Tanah Abang

Loading

Oleh: Efendy Tambunan

ilustrasi

ilustrasi

SIAPA yang tak kenal Pasar Tanah Abang? Pasar ini adalah pusat grosir pakaian terbesar di Indonesia, bahkan terbesar di ASEAN. Pasar Tanah Abang memiliki sekitar 15 ribu kios. Perputaran uang per hari di Tanah Abang mencapai Rp 150 miliar. Apalagi menjelang lebaran, pasar ini diserbu jutaan pengunjung dengan perputaran uang bisa mencapai Rp 3 triliun.

Pembeli pakaian di Pasar Tanah Abang tidak hanya datang dari Sabang sampai Merauke tetapi juga berasal dari negara-negara ASEAN, antara lain Malaysia, Brunei dan Kamboja. Bahkan ada juga pembeli yang berasal dari negara-negara Afrika seperti Nigeria.

Pasar Tanah Abang tidak hanya mendorong pertumbuhan pedagang pakaian tetapi juga menciptakan tumbuhnya perusahaan ekspedisi yang melayani jasa angkutan pakaian ke seluruh Indonesia. Jumlah perusahaan ekspedisi semakin bertambah sejalan dengan pertumbuhan pasar pakaian di Pasar Tanah Abang. Selain pusat grosir pakaian terbesar di ASEAN, kawasan Tanah Abang juga sebagai salah satu kawasan yang mempunyai jumlah perusahaan ekspedisi terbesar di Indonesia.

Sebagai info, semua jenis dan ukuran pakaian untuk kelas menengah bawah tersedia di Pasar Tanah Abang. Mulai pakaian anak-anak, pakaian dalam hingga pakaian dewasa. Pakaian anak-anak tersedia dari pakaian bayi hingga anak remaja. Pakaian dalam meliputi pakaian dalam wanita, pria dan baju renang. Pakaian dewasa meliputi pakaian sehari-hari, pakaian kerja, baju muslim dan kebaya. Pakaian yang dijual bersumber dari industri garmen, konveksi lokal dan impor. Pakaian impor umumnya berasal dari China.

Ironisnya, 70 persen pakaian yang dijual di Pasar Tanah Abang saat ini dikuasai oleh produk buatan China. Artinya, suasana Beijing pindah ke Pasar Tanah Abang. Timbul pertanyaan, mengapa produk China menguasai pasar pakaian di Indonesia? Menurut survey penulis di Pasar Tanah Abang selama 2 tahun, pakaian produk China menguasai Pasar Tanah Abang karena unggul dalam beberapa faktor. Pertama, disain lebih menarik, Kedua, teknologi bahan pakaian lebih baik dan variatif. Ketiga, harga lebih murah. Keempat, mode pakaian selalu memenuhi selera pasar warga Indonesia. Kelima, stok pakaian selalu tersedia.

Selain hal tersebut di atas, Pemerintah China membuat sejumlah kebijakan untuk meningkatkan daya saing produk China di luar negeri. Kebijakan Pemerintah China, antara lain: 1) implementasi perdagangan bebas (FTA ASEAN-China) dengan bea masuk impor nol persen, 2) mematok mata uang China, Yuan dengan kurs tetap. 3) menurunkan suku bunga pinjaman bank, 4) memberi pinjaman lunak kepada importir pakaian di Indonesia dengan tempo pengembalian lebih lama, 5) membangun infrastruktur transportasi besar-besaran seperti jalan raya, rel kereta api dan pelabuhan untuk menurunkan biaya angkut logistik.

Bagaimana nasib produk pakaian buatan dalam negeri? Produk pakaian lokal untuk kelas menengah bawah kurang kompetitif dibandingkan dengan pakaian produk buatan China. Alhasil, daya saing pakaian produk lokal semakin lemah terhadap produk impor. Bahkan baju koko, gamis, kerudung dan batik buatan China sudah mulai menggeser buatan lokal. Pakaian lokal yang masih bertahan dari gempuran produk China seperti gaun anak-anak dan remaja. Kondisi ini merupakan sinyal lampu kuning buat pengusaha garmen dan konveksi di indonesia.

Pakaian produk lokal untuk kelas menengah atas masih kompetitif dibandingkan pakaian buatan China dengan berbagai alasan. Pertama, harga produk lokal lebih kompetitif. Kedua, disain berdasarkan selera pemakai. Ketiga, tidak diproduksi secara massal sehingga lebih disukai kelas menengah atas yang ingin tampil beda. Keempat, pakaian dibuat by order melalui hasil konsultasi dengan pihak pemakai.

Supaya bisa bersaing dengan produk pakaian buatan China, pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung peningkatan efisiensi industri tekstil. Kebijakan tersebut, antara lain: 1) revitalisasi pabrik tekstil, 2) memberikan pinjaman ke perusahaan tekstil dengan kredit berbunga rendah, 3) meningkatkan kompetensi SDM industri tekstil dengan program pelatihan berkala, 4) menggali potensi keragaman budaya untuk mendisain pakaian berdasarkan model, motif, corak dan gaya pakaian yang berbeda.

Sebagai Pusat Grosir Pakaian terbesar se Asia Tenggara, Pasar Tanah Abang dapat dijadikan sebagai objek wisata belanja di Jakarta. Tetapi kawasan Pasar Tanah Abang saat ini adalah kawasan rawan macet. Pemprov DKI sudah berupaya menertibkan parkir liar di badan jalan tetapi mendapat perlawanan dari preman. Pemerintah tidak boleh kalah dengan preman. Penertiban parkir liar di badan jalan harus tetap dilakukan supaya kawasan ini terbebas dari rawan macet dan nyaman dan aman bagi pengunjung, wisatawan domestik dan manca negara. ***

(Penulis adalah Dosen Teknik Sipil UKI dan Direktur Toba Borneo Institut)

CATEGORIES
TAGS