Site icon TubasMedia.com

Gebrakan Jokowi “Ditakuti” Thailand dan Malaysia

Loading

091214-EKBIS-1

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Sikap tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menenggelamkan kapal pencuri ikan di perairan Indonesia membawa hasil. Dua negara ASEAN mulai memberikan peringatan kepada para nelayannya agar tidak menangkap ikan di wilayah laut Indonesia.

Kedua negara itu Thailand dan Malayasia. ” Dubes Thailand dua hari lalu bertemu dan mengatakan do not fishing in Indonesia water. Malaysia akan memberikan alat di kapal, jika masuk ke laut teritorial Indonesia, alat itu akan bunyi,” kata Menteri KP Susi Pudjiastuti, Selasa (9/12/2014). Susi menegaskan kebijakan tersebut tidak bersifat sementara. Aturan itu berlaku panjang.

Menurut Susi, jumlah kapal asing illegal yang menangkap ikan di laut Indonesia mulai berkurang. Berdasarkan data satelit Vessel Monitoring System (VMS) dan Automatic Identification System (AIS) yang terbaca system INDESO (infratructure development for space oceanography), jumlah kapal asing yang beroperasi berkurang signifikan dibanding sebelum ada kebijakan moratorium.

Jumlah kapal eks asing di atas 30 GT yang beroperasi sebanyak 1.130 kapal. Jumlah kapal yang masih beoperasi di Laut Indonesia berkurang drastis dari 900 kapal pada pekan lalu, turun menjadi 90 kapal dan terakhir hanya 74 kapal.

Menko Perekonomian Sofjan Djalil menjelaskan pemerintah menargetkan akan menenggelamkan 100 kapal asing pencuri ikan di laut Indonesia, setelah sebelumnya 3 kapal Vietnam ditenggelamkan di laut Anambas, Kepulauan Riau. “Akan ada lagi penangkapan dan penenggelaman 100 kapal untuk menyampaikan pesan, Indonesia serius,” katanya.

Menurut Sofjan kapal-kapal asing berukuran di atas 30 GT saat ini masih mengantongi Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI). Setelah SIPI habis tidak akan diberikan perpanjangan. “Begitu izin habis kita tidak akan perpanjang. Biarkan di laut tidak ada kapal asing. Biarkan industri maritim kita tumbuh,” katanya. (siswoyo)

Exit mobile version