Site icon TubasMedia.com

Golkar Haus Kekuasaan, tidak Peduli Lagi Tentang Pendidikan Politik Bersih

Loading

1819137Partai-Golkar-2780x390

JAKARTA, (tubasmedia.com)  – Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai jika calon pengurus yang pernah terseret masalah hukum tetap dilantik, Partai Golkar tidak lagi peduli tentang pendidikan politik bersih.

“Kelihatannya Golkar memang sudah sangat focus dan haus untuk mendapatkan kekuasaan dan tidak lagi peduli dengan pendidikan politik bersih,” katanya, Sabtu (28/5/2016).

Ia bahkan menilai Partai Golkar sangat pragmatis dalam mengambil keputusan. Langkah ini dianggap akan menjadi bumerang bagi partai Beringin di pesta demokrasi pemilihan umum legislatif mendatang.

“Golkar terlalu pragmatis dan hanya merasa berumur tiga tahun. Bila tetap nama-nama ini yang kelak akan dilantik jadi pengurus, Golkar akan kesulitan menjaga angka 14 hingga 15 persen perolehan suara di Pileg,” ulasnya.

Diketahui, jelang penentuan pengurus Partai Golkar, lembaran berisi daftar nama kader Partai Golkar lengkap dengan jabatannya beredar luas di media sosial. Dari daftar ini terdapat sejumlah nama yang pernah terseret persoalan hukum.

Ini daftar calon pengurus DPP Partai Golkar yang disebut bermasalah dalam daftar nama yang beredar.

  1. Nurdin Halid ( terpidana kasus Impor beras INKUD Tahun 2001-2002) sebagai Ketua Harian
  2. Fadh A Rafiq (terpidana kasus Dana PPIP Tahun 2012) sebagai Ketua Pemuda / Ketua umum AMPG
  3. Sigit Wibisono (terpidana kasus Antasari Azhar) sebagai ketua pemenangan pemilu wilayah jatim
  4. Ahmad Hidayat Mus (tersangka kasus korupsi Di Kab. Sula, Maluku Utara pada Saat Bupati) sebagai koordinator bid pemenangan pemilu
  5. Yahya Zaini (kasus video mesum) sebagai Ketua DPP
  6. Kahar Muzakir (diduga terlibat kasus PON Riau) sebagai koordinator bidang kepartaian
  7. Irvanto Hendra (diduga terlibat kasus e-KTP / keponakan Setya Novanto) sebagai Wakil Bendahara Umum
  8. Charles Messang (diduga terlibat kasus Alat kesehatan Kemenkes, Sdg proses KPK) sebagai wakil sekjen
  9. Wihaji (Staf ahli Kahar Muzakir, diduga sbg perantara kasus PON Riau) sebagai Wakil Sekjen
  10. Reza Herwindo (anak SN, tersangka kasus penganiayaan di diskotik Blowfish 2010) sebagai Wakil Bendum. (red)
Exit mobile version