Guru Dilarang Merokok di Ruang Kelas
PARANGINAN, (tubasmedia.com) – Sebaiknya guru tidak merokok di ruangan kelas. Selain asap rokok dapat mengganggu kesehatan anak, juga akan memberikan contoh yang buruk terhadap anak-anak didik.
Hal itu disampaikan Bidan dari Puskesmas Paranginan, Demak S Hutagaol saat sosialisasi Upaya Berhenti Merokok (UBM) ketika melakukan inspeksi kesehatan lingkungan (Kesling) di Sekolah Dasar Negeri(SDN) 173316 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Rabu 25/3. Demak didampingi Dina Sinaga SKM dan tim Kesehatan Lingkungan (Kesling).
Kepada tubasmedia.com, Demak menjelaskan agar di lingkungan sekolah dilaksanakan deteksi dini UBM usia 11-18 tahun. Pasalnya, anak usia sekolah atau remaja seperti itu kerap mulai merokok sehingga umumnya mereka kurang fokus dan mengalami penurunan daya tangkap serta kurang aktif bahkan hingga depresi sebutnya.
“Untuk itulah dilaksanakan sosialisasi ini,”ujarnya sembari mendeteksi siswa kelas V SD.
Dina Sinaga SKM mengatakan, sosialisasi UBM pada siswa perokok sebagai suatu solusi dalam menciptakan Kesling di sekolah. Kesling adalah sesuatu yang sangat penting diperhatikan. Kesling adalah juga cabang dari ilmu kesehatan yang mencakup semua aspek alam dan lingkungan yang diyakini mempengaruhi kesehatan manusia.
‘’Kesling fokus pada hal alami untuk menciptakan keuntungan kesehatan pada manusia,’’ sebutnya sembari memperagakan Hygrometer sebagai alat pengukur suhu ruangan maupun pendeteksi kelembapan.
Selain mengukur temperatur atau suhu dan kelembaban ruangan, alat ini juga dapat mendeteksi penyinaran ruangan yang menjadi informasi kepada kepala sekolah untuk memberikan kenyamanan dan kesehatan ruangan kelas.
“Ruangan ini pencahayaan normal namun lembab, untuk itu sering buka jendela dan pintu”jelasnya.
Yang menggelikan saat melakukan test merokok dengan alat deteksi, ternyata diantara anak-anak SD Kelas V ada beberapa orang yang terdeteksi merokok dan mengaku sering mencuri rokok dan puntung rokok ayahnya. (edison ompusunggu)