Hadapi MEA, Jadikan Industri Kerajinan Produk Unggulan

Loading

menperin-saleh-husin_201505

PADANG, (tubasmedia.com) – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Barat bakal menjadikan produk industri kerajinan sebagai unggulan dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

“Pemilihan produk kerajinan sebagai unggulan karena industri kerajinan Sumbar dinilai mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri. Produk kerajinan tersebut antara lain kerajinan tangan yang tidak diproduksi massal sehingga hal itu memberi nilai tambah,” kata Kepala Disperindag Sumbar Mudrika di Padang, Kamis (7/1/2016).

Ia mengatakan meskipun kerajinan asal Sumbar itu dibuat menggunakan metode konvensional, namun dinilai mampu bersaing memenuhi permintaan MEA, karena metode tersebut akan membuat nilai suatu produk lebih eksklusif.

“Kerajinan asal Sumbar yang menjadi unggulan tersebut cukup banyak di antaranya songket, bordir, dan sulaman,” ujarnya.

Menurutnya, produksi kerajinan tersebut tidak perlu diproduksi secara besar-besaran, namun harus berjalan secara rutin dan terus menerus tanpa harus memaksa industri kerajinan membeli mesin-mesin dalam mempermudah usaha.

Selain itu untuk persaingan dari segi harga, mungkin produk-produk dari negara lain lebih murah, namun Sumbar harus tetap konsisten dalam memperhatikan kualitas produk terlebih dahulu.

“Selama ini sudah banyak sosialisasi pada masyarakat, termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) Sumbar untuk terus berkreasi dan tetap lebih mencintai serta memilih produk sendiri atau produk Indonesia dibanding produk luar negeri,” katanya.

Terkait produk makanan, ia mengatakan Sumbar mempunyai produk unggulan seperti kerupuk pedas, rendang, dan kuliner lainnya yang semuanya segar sehingga Sumbar optimistis menghadapi MEA.

Sementara Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumbar Asnawi Bahar melihat belum ada produk unggulan Sumbar yang memiliki daya saing guna menghadapi MEA, karena produk-produk daerah ini belum berstandar internasional.

Ia mengatakan produk yang dimiliki Sumbar hanya dapat bertahan di daerah sendiri seperti rendang atau sanjai dan belum memiliki kemampuan bersaing di pasar internasional.

“Sumbar tidak memiliki produk massal seperti sayur-sayuran, produk-produk pertanian dalam menghadapi MEA, sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan tidak siap, namun langkah yang dapat dilakukan Sumbar saat ini ialah dengan mengolah produk bahan baku seperti sawit, gambir, kulit manis dan karet menjadi minimal barang setengah jadi sebelum diekspor,” katanya.(sabar)

TAGS