Hama Pathek Gerogoti Tanaman Cabai di Magelang

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

MAGELANG, (Tubas) – Para petani di Kabupaten Magelang mengeluhkan serangan hama pathek (antracnose) di puluhan hektar tanaman cabe hingga mudah busuk dan tidak bisa dipanen.

Sunardi, salah satu petani cabe dari Dusun Sabrang, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun menyampaikan, mereka merugi karena buah cabai busuk dan tidak bisa dipanen. “Saya sendiri menanam 2 ribu batang di areal seluas seribu meter dan semua terserang pathek,” ujarnya. Akibat lainnya, harga cabai dari Rp 5 ribu turun jadi Rp 3.500 per kilogram. Padahal, petani sudah berusaha mengantisipasinya, namun terbentur akibat hujan.

Untuk mengatasi serangan pathek, mereka menggunakan obat kimia atau organik, namun belum berhasil. “Saat ini, petani hanya bisa pasrah,” kata Eri petani dari Desa Mangunsoko. Di lain pihak Dinas Peternakan dan Perikanan (Peterikan) Kabupaten Magelang, terus menggiatkan penyemprotan desinfektan di daerahnya, untuk mengantisipasi penyakit menular pada hewan peliharaan. Hingga berita ini ditulis belum ditemukan penyakit menular pada hewan di Kabupaten Magelang, namun dinas terkait terus melakukan upaya antisipasi.

Kepala Dinas Peterikan Kabupaten Magelang, Tri Agung Sucahyo mengatakan, tidak hanya penyakit antraks, antisipasi juga dilakukan terhadap empat penyakit menular lainnya, yakni brucellosis (keguguran), kolera pada babi, rabies pada anjing dan avian influenza (AI) pada unggas. Selain penyemprotan desinfektan, dilakukan juga pemantauan lalu lintas hewan ternak dari luar daerah serta pengawasan terhadap beberapa rumah potong hewan (RPH).

“Penyakit antraks menyerang hewan pemamah biak, terutama sapi, kerbau, rusa, kuda, kambing dan domba. Penularannya dapat melalui kontak langsung antarhewan, atau melalui tanah karena spora antraks bisa bertahan sampai sekitar 10 tahun,” kata Sudirman selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner.

“Apabila terdapat hewan mati karena antraks, harus langsung dikubur dan dibakar dalam tanah. Jangan dikonsumsi karena bisa menular ke manusia, ditandai dengan gatal-gatal di kulit hingga melepuh dan mengeluarkan darah berwarna merah kehitaman,” ujarnya. (tedi ir)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS