Harga Baja Melambung 30%

Loading

Laporan: Sabar Hutasoit

Ilustrasi

JAKARTA, (Tubas) – Harga baja pada kuartal I/2011 melonjak 30% dibandingkan dengan harga rata-rata pada 2010, lebih tinggi dari perkiraan kenaikan harga bahan baku itu sepanjang tahun ini sekitar 23%.

Lonjakan harga baja menyusul langkah sejumlah perusahaan tambang bijih besi yang menaikkan harga dan dampak banjir besar di Australia, yang mendorong harga kokas (cooking coal), batu bara untuk peleburan baja.

Wakil Ketua Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Irvan K. Hakim menyatakan harga rata-rata baja hingga Februari mencatat kenaikan hingga menembus level 30% dari harga rata-rata sepanjang 2010.

“Kenaikan harga sudah melampaui perkiraan kenaikan harga sepanjang 2011 sekitar 23%. Kondisi ini berpotensi mendongkrak harga produk turunan baja, seperti harga mobil,” katanya.

Saat ini, produsen baja terbesar di dunia masih ditempati China dengan produksi 650 juta ton. Adapun produksi baja Indonesia baru mencapai 6 juta—7 juta ton per tahun. “Konsumsi baja nasional mencapai 9 juta ton, tetapi pasokan baja masih di bawah permintaan,” kata Irvan.

IISIA sebelumnya memperkirakan harga rata-rata baja pada 2011 akan naik 15%–23% dibandingkan pada 2010. Ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan itu, salah satunya adalah akibat kenaikan harga bahan baku, yakni bijih besi dan besi bekas (scrap).

Khusus bijih besi atau iron ore, kenaikan harga disebabkan oleh pembatasan ekspor dari negara bagian Karnataka, India. Faktor lainnya adalah dampak cuaca buruk sehingga menurunkan persediaan di Amerika dan kawasan dunia lainnya.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS