Site icon TubasMedia.com

Harga Daging Sapi mulai Merangkak Naik

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

BOGOR, (TubasMedia.Com) – Rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menimbulkan kerasahan di masyarakat Kabupaten dan Kota Bogor. Pasalnya, harga daging sapi merangkak naik dan harga gas elpiji 12 kg terus melambung. Saat ini harga daging sapi jenis super di pasar baru Bogor dan Pasar Cibinong Rp 90 ribu per kilogram. Sedang harga daging jenis biasa bervariasi antara Rp 80 ribu hingga Rp 85 ribu per kilogram.

Agus, seorang pedagang daging sapi di pasar itu mengatakan, kenaikan harga daging sapi telah terjadi sejak empat bulan lalu dan akan kembali naik saat harga BBM resmi dinaikkan. “Biasanya daging sapi akan naik saat menjelang puasa dan lebaran bisa mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Tahun lalu sampai menembus harga Rp 110 ribu” katanya.

Para pedagang di pasar Cibinong juga mengeluhkan naiknya harga daging yang dipengaruhi harga sapi hidup yang tinggi. Kendati demikian, stok sapi di pasaran masih mencukupi. Seorang pedagang menyiapkan satu ekor sapi untuk dipotong dan dijual dagingnya. Akibat tingginya harga daging sapi, omset pembelian daging pun menurun hingga 30 persen. Biasanya pelanggan membeli daging satu kilogram sekarang turun hingga seperempat kilogram.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kota Bogor Robert Hasibuan mengatakan ketersedian stok daging yang minim sebagai penyebab mahalnya harga daging. Para pedagang lebih memilih produk sapi Impor dari pada sapi lokal karena sapi lokal tulangnya lebih besar dan dagingnya lebih sedikit, berbanding terbalik dengan daging sapi impor yang bebas antrak dan dagingnya lebih banyak dan sehat.

Robert memaparkan kebutuhan daging impor di kota hujan cukup tinggi, ketersedian stok tidak memadai untuk memenuhi permintaan. Sesuai hukum ekonomi pasar hal ini yang menyebabkan harga daging sapi terus bergerak naik.

Sementara kenaikan gas elpiji 12 kilogram saat ini bikin pusing pengguna gas. Suminah, pengguna tabung gas 12 kilogram mengatakan, kenaikan harga elpiji sangat memberatkan, harganya berbeda dengan harga yang ditetapkan pemerintah “Seharusnya per kilogram naik seribu rupiah dan jika di kalkulasikan harga tabungnya hanya Rp 80 ribu, tapi kenyataan banyak distributor menjual gasnya hingga Rp 90 000” katanya.

Dia mengaku tidak masalah jika harganya harus dinaikkan, tetapi harus dalam batas yang wajar dan jangan terlalu memberatkan masyarakat meski gas elpiji bukan barang yang di subsidi. Sedang ongkos angkutan kota hingga saat ini belum mengalami kenaikan, angkot jurusan Cibinong Pasar Anyar masih Rp 3000 per orang, ongkos bus Bogor – Kampung Rambutan masih Rp 5.000 per orang. (syamsul)

Exit mobile version