Harga Gabah Turun, Petani Menjerit

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

CIAMIS, (Tubas) – Petani di Desa Sukajadi dan Desa Sadananya, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, kaget dengan munculnya kabar adanya penurunan harga gabah di pasaran. Infor­masi tersebut memang sangat menge­jutkan petani. Alasannya, bagi petani da­tangnya musim panen sangat dinantikan untuk menuai hasil proses penanaman.

Datangnya musim panen saat ini bersamaan dengan turun­nya harga yang dipanen­nya. Hal itu secara langsung akan membuat petani terkejut. Seperti yang dikeluhkan sejumlah petani di wilayah Desa Sukajadi dan Desa Sadananya yang memanen padinya.

“Ada-ada saja ya, panenku panennya padi teh, eh pas panen harganya malah turun lagi. Makanya mau tidak kaget bagaimana bagi petani seperti kami. Coba saja harga gabah kemarin sebelum panen masih mahal, tetapi sekarang pas musim panen harga malah turun,” kata Holis (47) petani asal Desa Sukajadi Kecamatan Sadananya.

Menurut Holis, beber­apa minggu sebelum panen, harga gabah di pasaran masih pada kisaran Rp 400.000 per kuintal. Namun di saat mereka mulai memanen, tiba-tiba harga gabah malah turun menjadi Rp 300.000 per kuintal. Oleh karena itu tidak heran jika petani yang kini sedang panen men­jadi kaget mengetahui ada penurunan harga.

Dedi (56), seorang petani Desa Sukajadi Kecamatan Sadananya menambahkan jika harga gabah turun, petani akan mengalami kerugian. Pasalnya, biaya pro­duksi yang telah dikelu­arkan selama proses pena­naman hingga musim panen tidak akan sebanding dengan modal yang telah dikeluarkan.

Namun sayangnya, upaya itu tidak dapat dilakukan oleh para petani, soalnya untuk semua biaya pengolahan lahan yang akan digarap­nya, rata-rata para petani mengandalkan hasil penjualan padi. Ketika harga gabah murah seperti ini, mau tidak mau tetap harus menjual hasil panennya untuk modal proses penanaman. (mamay)

CATEGORIES
TAGS