Site icon TubasMedia.com

Harga Sembako Bergerak Naik

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Meski masih dalam rencana, usulan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menjadi Rp 6.000 per liter, telah mendongkrak harga kebutuhan pokok (sembako) di sejumlah wilayah Indonesia. Kenaikan itu diduga karena ulah pedagang yang menyesuaikan diri dengan kenaikan harga yang bakal terjadi April mendatang.

Berdasarkan data harga kebutuhan pokok Kementerian Perdagangan, harga rata rata nasional untuk beras pekan lalu (5 Maret 2012) tercatat Rp 8.151/kg naik Rp 8/kg atau naik 0,10 % dibanding harga tanggal 2 Maret 2012 sebesar Rp. 8.143/kg. Harga tertinggi terjadi di wilayah Samarinda sebesar Rp 9000/kg sedangkan yang terendah di Gorontalo sebesar Rp 6.250 /kg.

Harga gula pasir dan minyak curah mengalami perubahan harga meski tidak terlalu signifikan. Rata-rata harga gula pasir secara nasional berada pada angka Rp 10.924/kg naik Rp 54/kg atau sekitar 0,50 % dibanding harga tanggal 2 Maret 2012. Harga gula tertinggi terjadi di wilayah timur Indonesia, seperti Manokwari dan Papua yang mencapai Rp13.000/kg, sedangkan terendah di wilayah Tanjung Pinang sebesar Rp 9.500/kg.

Sedangkan harga rata-rata harian nasional tanggal 5 Maret 2012 untuk minyak goreng curah Rp11.376/kg naik Rp 35/kg atau sekitar 0,31 % dibanding harga tanggal 2 Maret 2012. Di wilayah Sofifi, Maluku, harga minyak goreng curah mencapai angka tertinggi Rp 15.400/kg sedangkan terendah berada Rp 9.500/kg di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Selain kenaikan harga, tercatat juga ada penurunan harga barang, misalnya penurunan yang paling besar dialami oleh harga daging ayam broiler yang pekan lalu turun sekitar 3,76 % dibanding bulan Februari 2012.

Di Surabaya harga sembako telah merangkak naik. Di Pasar Tradisional Pucang Anom Surabaya, sejak akhir pekan lalu, hampir semua harga sembako mengalami kenaikan antara Rp 1.000 hingga Rp 1.500. Sedangkan untuk daging sapi dan cabai, kenaikannya hingga Rp 5.000.

Naiknya harga-harga sembako di sejumlah pasar tradisonal di Surabaya ini membuat pusing para pembeli yang rata-rata ibu rumah tangga. Berdasarkan pantauan, harga sembako yang naik di antaranya beras Bramo yang sebelumnya Rp 8.500 per kg, kini menjadi Rp 9.800. Minyak goreng curah dari Rp10 ribu menjadi Rp11 ribu, telur dari Rp15 ribu menjadi Rp 16 ribu, gula pasir dari Rp 10 ribu menjadi Rp10.500, serta daging sapi dari Rp 60 ribu menjadi Rp 65 ribu per kg.

Sementara harga cabai mencapai Rp 20 ribu, padahal harga stabilnya hanya Rp15 ribu per kg. “Saya sebagai rakyat kecil merasakannya berat. Sekarang harga-harga sudah naik semua,” keluh Suprapti.

Ancang-ancang

Di Solo, harga Sembako di pasar tradisional Kota Solo terkerek naik pekan ini. Kenaikan harga berkisar Rp 500-Rp1.000 untuk setiap kg-nya. Harga Gula pasir, naik dari Rp 10.000/kg menjadi Rp11.000/kg. “Karena katanya BBM mau naik, jadi mereka ancang-ancang, sudah duluan menaikkan harga,” ungkap seorang pedagang Pasar Kadipolo.

Supriyati menjelaskan kenaikan harga terjadi hampir pada semua Sembako. Selain gula pasir, yang naik dari Rp 10.000/kg menjadi Rp 10.500-Rp11.000/kg, harga telur dan minyak goreng juga naik. Telur yang sebelumnya dijual Rp14.000/kg, kini dilepas seharga Rp15.000/kg. Sedangkan, harga minyak goreng curah naik dari Rp10.000/kg menjadi Rp11.000/kg.

Di Lamongan, sejak sepekan trakhir harga sembilan bahan pokok (sembako) terus merangkak naik. Menurut sejumlah pedagang, kenaikan ini dipengaruhi pemberitaan tentang rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Di Pasar Sidoharjo, Kota Lamongan, harga daging ayam, daging sapi serta minyak goreng mulai merangkak naik, sehingga omzet penjualan para pedagang menjadi menurun. Khusnul Khotimah, penjual daging ayam merasakan sejak ada kabar akan naiknya harga BBM, harga daging ayam terus menanjak. “Sepekan lalu saya menjual daging ayam kampung dengan harga Rp 24 ribu per kg, Mas. Sekarang harganya sudah menjadi Rp 28 ribu per kg,” ungkapnya.

Daging ayam potong sekarang Rp 25.000 per kg sebelumnya 22 ribu per kg. Khusnul mengaku tak dapat berbuat banyak untuk menekan harga lantaran harga yang ia terima dari gudang juga naik. “Akibat kenaikan harga ini, omzet penjualan saya menurun, Mas,” keluhnya. Sebelumnya, dalam sehari Khusnul bisa menjual 100 ekor ayam, sekarang bisa menjual 50 ekor saja sudah lumayan.

Selain daging ayam, kenaikan harga juga terjadi pada harga telur. Jika sebelumnya telor di Pasar Sidoharjo, Kota Lamongan ini dijual dengan harga Rp 15 ribu per kg. Kini, harganya rata-rata Rp 16 ribu per kg. “Selain harganya naik, telor juga sulit didapat. Harus pesan dulu, besok atau lusa baru dikirim” katanya. Kenaikan harga juga terjadi pada daging sapi. Sepekan sebelumnya, daging sapi dijual dengan harga Rp 54 ribu per kg. Kini, menjadi Rp 56 per kg. Selain itu, minyak goreng curah juga mengalami peningatan harga yang sebelumnya Rp 9 ribu per kg kini menjadi Rp 10.500 per kg.

Nisa, seorang ibu rumah tangga hanya bisa berharap pemerintah mengurungkan rencana untuk menaikan harga BBM. “Secara teknis kami tidak tahu bagaimana teknis penghitungan sumsidi BBM yang dilakukan pemerintah. Kami berharap tidak ada kenaikan harga BBM agar harga sembako juga stabil,” pintanya. (red/sis)

Exit mobile version