Hari Ibu Jangan Cuma Seremonial Belaka

Loading

Selamat-Hari-Ibu

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Hari ini, 22 Desember 2014, seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Ibu. Sebuah peringatan terhadap peran seorang perempuan dalam keluarganya baik itu sebagai istri untuk suaminya, ibu untuk anak-anaknya maupun untuk lingkungan sekolah.

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Okky Asokawati berharap peringatan Hari Ibu yang diperingati setiap tahun, jangan hanya menjadi acara rutin dan seremonial semata. Menurut dia, peringatan Hari Ibu seharusnya dijadikan momentum terbaik bagi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk meningkatkan kualitas ibu di Indonesia.

“Peringatan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember ini semestinya menjadi momentum bagi pemerintahan Joko Widodo untuk memastikan kualitas ibu di Indonesia,” kata Okky dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (22/12/2014).

Dia melanjutkan, pemerintahan Jokowi-JK harus memastikan target Millenium Development Goals (MDGs) 2014 bisa tercapai dengan baik. “Target MDGs 2015 harus terlaksana dengan baik di pemerintahan Jokowi. Target penurunan angka kematian anak yang ditargetkan mengurangi 2/3 rasio kematian anak balita serta meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi 2/3 rasio kematian ibu,” ujarnya.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menjelaskan, MDGs mendorong adanya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hal itu kata dia, semestinya bisa diterjemahkan dengan baik oleh pemerintahan Jokowi-JK. Lebih jauh menurutnya, gagasan mengenai pengurangan jam kerja oleh pemerintahan Jokowi untuk kaum perempuan tampak memang memihak pada kaum ibu.

Namun, tambah dia, ide tersebut memukul mundur praktik keseteraan gender. Yang dikesankan, urusan mendidik anak adalah hanya menjadi tanggungjawab ibu.

“Saya sarankan, jika ada niat memberi previlige kepada perempuan, lebih baik pemerintah menambah alokasi cuti kepada perempuan. Bukan mengurangi jam kerja yang justru akan menutup peluang bago para ibu profesional menduduki posisi yang setara dengan para laki-laki di tempat kerja,” lanjutnya.

Mantan peragawati itu menegaskan, bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia pada tahun 2020-2030 harus dari sekarang dipersiapkan oleh pemerintah. Salah satu cara untuk memastikan bonus demografi dengan memastikan kesehatan para ibu. “Peran ibu dalam menyiapkan generasi ke depan memiliki peran yang sangat vital. Ancaman bonus demografi seperti HIV/AIDS, narkoba dan miras harus diantisipasi serius oleh pemerintah,” ujarnya.

Sebagaimana amanat konstitusi dalam menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kenyataannya kaum perempuan justru paling banyak menjadi korban. “Seperti yang menimpa Asisten Rumah Tangga (ART), Tenaga Kerja Wanita (TKW) hingga praktik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Fakta di lapangan ini harus menjadi perhatian pemerintah dan aparat penegak hukum,” pungkasnya. (nisa)

CATEGORIES
TAGS