Hasil Litbang BPPI Kemenperin Tingkatkan Daya Saing Industri Nasional

Loading

2

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Dengan adanya pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015, industri nasional didorong untuk terus meningkatkan daya saingnya sehingga mampu menguasai pasar dalam negeri, ASEAN hingga global.

Untuk mendukung hal tersebut, salah satu program strategis Kementerian Perindustrian yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan adalah program pengembangan teknologi melalui hasil penelitian terapan yang meliputi pemanfaatan bahan baku dan bahan penolong di dalam negeri, konversi dan diversifikasi energi, serta minimalisasisi dan pemanfaatan limbah.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Haris Munandar, selama ini lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) di lingkungan Kementerian Perindustrian, seperti Balai Besar dan Baristand Industri telah memiliki komitmen kuat dan memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai kegiatan terkait dengan: (1) Pelaksanaan inovasi dan riset-riset yang dibutuhkan industri; (2) Penyediaan solusi teknis terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh dunia industri; (3) Revitalisasi fungsi litbang teknologi dalam rangka peningkatan penguasaan teknologi/percepatan alih teknologi dan kemandirian bangsa; serta (4) Peningkatan aplikasi hasil-hasil litbang nasional dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

“Kegiatan litbang di lingkungan BPPI, tidak terhenti pada invensi saja, tetapi harus sampai kepada inovasi untuk mencari sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya dan harus dapat diproduksi dalam skala komersial, sehingga nilai tambah yang dihasilkan dapat berdampak secara ekonomi dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegas Haris dalam sambutannya pada acara Peluncuran Buku Prosiding Workshop Hasil Litbang Unggulan Tahun 2015 di Kemenperin, Jakarta, Rabu (9/9).

Dapat disampaikan, BPPI mempunyai 23 unit Balai terdiri dari 11 Balai Besar, 11 Baristand Industri dan satu Balai Sertifikasi Industri, dengan jumlah SDM Peneliti sebanyak 291 orang dan Perekayasa sebanyak 52 orang.

Haris menyampaikan, Laporan World Economic Forum (WEF) Global Competitiveness Index (GCI) tahun 2014 – 2015 menunjukkan bahwa tingkat daya saing Indonesia pada tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 dari posisi 38 menjadi posisi 34. Hal ini
didukung dengan meningkatnya posisi kemampuan berinovasi dari posisi 33 menjadi posisi 31.

”Berdasarkan data tersebut, para pelaku lembaga litbang atau akademisi di Indonesia sesungguhnya mampu menghasilkan riset dan inovasi yang mumpuni namun risetnya belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya sektor industri yang merupakan motor penggerak utama ekonomi nasional,” ungkapnya.

Oleh karena itu, diperlukan upaya interaksi para Academician, Business, Government (ABG) dan peran lembaga intermediasi yang dapat memberikan fasilitasi informasi dan kolaborasi komunikasi dua arah antara penghasil teknologi (lembaga litbang dan perguruan tinggi) dengan pengguna teknologi (industri, pengusaha, dan pemerintah).

“Kita ketahui bahwa dunia usaha khususnya sektor industri sangat membutuhkan litbang terapan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam upaya meningkatkan daya saing,” ujar Haris. (sabar)

CATEGORIES
TAGS