HIV/Aids Berjangkit di Grobogan

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

GROBOGAN, (Tubas) – Saat berlangsung peringatan hari Aids sedunia yang diselenggarakan mahasiswa, siswa SMA dan para tokoh peduli Aids di Gedung Riptaloka Kompleks Sekretariat Daerah Rabu pekan lalu, muncul adanya fenomena besar terhadap berkembangnya kasus HIV/Aids telah mengancam komunitas sosial di Grobogan.

“Perkenalkan nama saya Yeni, saya divonis dokter mengidap HIV positif tahun 2008 lalu. Saya mendapat penyakit ini dari suami saya yang penderita aids. Suami saya sudah meninggal. Alhamdullilah saya kini sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, namun saya harus minum obat seumur hidup,” ujar Yeni.

Itulah penggalan kalimat yang keluar dari Yeni, yang alamat desanya diminta untuk dirahasiakan. Hanya boleh menyebut nama kecamatannya saja, yakni Brati, Kabupaten Grobogan. Yeni diundang dalam acara malam renungan peringatan Hari Aids Se dunia tanggal 1 Desember, di Gedung Riptaloka, kompleks Sekretariat Daerah.

Yeni yang menikah muda di usia 16 tahun, kini berusia 24 tahun dan mempunyai seorang putri yang malam itu juga diajak. Sang putri yang cantik itu juga mengidap HIV dan sekarang duduk di kelas 3 SD.

Berkat perjuangan para sukarelawan memerangi Aids di Grobogan, sang putri boleh bersekolah di SD. Di banyak tempat di Grobogan, penderita HIV/Aids diusir dari kampung atau sekolahnya bahkan ada yang dikucilkan oleh masyarakat.

Kasus HIV/aids di Grobogan saat ini sudah masuk stadium parah. Hampir semua kecamatan di Grobogan, yakni 19 kecamatan terdapat penderita Aids. Sejak tahun 2002 hingga 2011 ini, ada 167 kasus HIV/Aids dengan jumlah penderita meninggal 47 orang. (sofi)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS