IKM Dibidik Tumbuh Dua Digit Tahun 2018

Loading

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) nasional agar dapat tumbuh di atas 10 persen pada tahun 2018. Target ini naik dibanding capaian kinerja IKM sepanjang 2017 yang diprediksi berada di kisaran sembilan persen.

“Guna mencapai sasaran tersebut, kami berkomitmen dan fokus untuk semakin meningkatkan daya saing dan produktivitas IKM, salah satunya melalui kegiatan e-Smart IKM,” kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Rabu (3/1).

Gati menjelaskan, program e-Smart IKM yang digagas oleh Kemenperin ini merupakan sistem berbasis data yang meliputi sentra dan produk IKM yang tersaji secara terintegrasi dengan marketplace lokal. “Hingga saat ini, kami telah bekerja sama dengan Bukalapak, Blanja, Tokopedia, Blibli, dan Shopee,” ujarnya.

Melalui e-Smart IKM, Kemenperin berupaya mempermudah dan memperluas akses pasar IKM melalui pemasaran online. Selain itu diharapkan mampu meningkatkan keunggulan IKM di kancah domestik dan global karena memperoleh ketersediaan bahan baku, teknologi dan modal.

Lebih lanjut, menurut Gati, program ini juga memberikan panduan bagi pengambil kebijakan di dalam pelaksanaan fungsi pembinaan IKM yang lebih terpadu dan tepat sasaran. “Jadi, berbagai manfaat bisa dirasakan oleh para pelaku IKM kita, seperti mendapatkan promosi online, mengurangi biaya promosi dan pemasaran, serta mendapatkan pembinaan dari pemerintah,” ungkapnya.

Program e-Smart IKM ini mengusung sembilan komoditas unggulan dalam negeri yang tengah dipacu pengembangannya melalui pasar online, yaitu sektor kosmetik, fesyen, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, mebel, herbal dan produk logam.

“Tahun ini, salah satu sektor IKM yang akan digenjot pertumbuhannya adalah produk fesyen, khususnya busana muslim. Hal ini sejalan dengan target Indonesia yang ingin menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada tahun 2020,” paparnya.

Kemenperin mencatat, dalam pelaksanaan workshop e-Smart IKM sepanjang tahun 2017, telah diikuti sekitar 1.700 peserta. Angka tersebut melebihi target yang ditetapkan sebanyak 1.000 IKM. Pada tahun 2018, ditargetkan dapat merangkul 4.270 IKM dan tahun 2019 sekitar 5.240 IKM. Sehingga pada 2019, jumlah IKM yang terlibat akan melampaui 10 ribu IKM dan sebanyak 30 ribu produk IKM lokal dapat diakses konsumen melalui marketplace.

Kegiatan lokakarya e-Smart IKM ini telah digelar di beberapa kota, di antaranya Padang, Palembang, Sidoarjo, Bandar Lampung, Buleleng, Balikpapan, Medan, dan Makassar. Selanjutnya akan dilaksanakan di kota-kota lainnya di Indonesia. “Workshop ini bertujuan untuk memberikan bimbingan teknis kepada para pelaku IKM nasional mengenai pemanfaatan teknologi digital yang dilatih oleh tenaga ahli dari marketplace dalam negeri,” tutur Gati. (ris)

TAGS