IKM Komponen Perkuat Rantai Pasok Industri Otomotif

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian serius untuk semakin meningkatkan kapasitas dan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat menjadi bagian dalam rantai pasok industri otomotif nasional.

Langkah strategis yang dijalankan antara lain adalah melalui fasilitasi kemitraan atau menggelar kegiatan link and match antara IKM komponen alat angkut dengan tier Agen Pemegang Merek (APM).

“Menciptakan kemandirian manufaktur di sektor industri otomotif, salah satunya dilakukan melalui penguatan IKM dalam rantai pasok, termasuk kegiatan pengoptimalan local content. Strategi kemitraan ini dinilai paling efektif untuk memperkuat rantai pasok industri otomotif di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Link and Match IKM komponen alat angkut dengan tier APM di Jakarta, Selasa (1/11).

Dalam gelaran kegiatan Link and Match tahun ini, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT. Astra Honda Motor (AHM), Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), serta Lembaga Perbankan dan Lembaga Pembiayaan Non Perbankan yang mempertemukan sekitar 40 IKM  komponen otomotif dengan 20 tier APM.

Kegiatan Link and Match pertama kali dilaksanakan tahun 2017 dan merupakan agenda rutin tahunan Ditjen IKMA Kemenperin. Pada tahun 2020-2021 lalu, kegiatan ini sempat terhenti dikarenakan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19. “Kami mengapresiasi KADIN dan PT. AHM untuk ikut kolaborasi dan bersinergi dalam pelaksanaan Link and Match tahun ini,” ujar Menperin.

Selain temu bisnis, pada kegiatan ini juga dilakukan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemenperin dengan KADIN tentang Kemitraan Industri Kecil dan Industri Menengah dalam Rantai Pasok Industri Manufaktur Nasional.

Adapun MoU tersebut antara 14 perusahaan bagian dari tier AHM dengan 30 pelaku IKM, kemudian MoU antara Lembaga Akademik dengan IKM, serta MoU antara industri jasa perbengkelan dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sukabumi.

Menurut Menperin, strategi kemitraan antara IKM produsen komponen otomotif dengan tier APM dapat mendorong kemandirian IKM karena adanya kepastian pasar. Selanjutnya, manfaat lain yang didapat IKM, yakni adanya transfer teknologi, perbaikan kualitas dan kuantitas produk, pengelolaan sistem manajemen yang baik, peningkatan kompetensi SDM, serta kemudahan akses pembiayaan.

“Bagi industri besar otomotif, kemitraan dengan IKM mampu mendukung upaya peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk yang dihasilkan. Ini akan lebih banyak lagi industri dalam negeri yang dapat berkontribusi sebagai tier APM khususnya IKM,” tutur Agus.

Menperin menambahkan, penguatan sektor IKM menjadi hal yang penting dalam menopang kinerja ekonomi nasional. Fasilitas permodalan dan transformasi digital menjadi salah satu kunci untuk memacu daya saing produk IKM.

Melalui upaya ini, diyakini produk IKM komponen akan lebih mudah diterima sesuai kebutuhan dan standar dari industri otomotif yang menjadi bagian dari rantai perusahaan. “Upaya berikutnya yang juga harus diperhatikan, yakni meningkatkan kualitas SDM sektor IKM. Strategi pemerintah dan Kadin antara lain adalah kemitraan,” imbuhnya.

Potensi Pasar

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal IKMA Reni Yanita menjelaskan, kegiatan Link and Match, pelaku IKM komponen dapat menggali informasi mengenai potensi pasar yang dapat dijajaki di supplier APM. “Sedangkan supplier APM dapat memperoleh informasi tentang potensi IKM, dan Ditjen IKMA bisa mendapat masukan terkait kebutuhan pembinaan IKM ke depan. Ditjen IKMA juga bisa memperoleh masukan terkait kebutuhan pembinaan ke depan,” ungkap Reni.

Sebanyak 20 tier AHM yang ikut serta pada Link and Match tahun ini turut menampilkan beragam komponen otomotif yang potensial untuk disuplai oleh IKM. Selain itu hadir tiga lembaga perbankan dan dua lembaga pembiayaan non perbankan pada acara ini. “IKM diharapkan dapat intensif berkonsultasi dengan tier APM dan industri besar yang menjadi sasaran mitra IKM,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan simbolis purchase order dari PT Astra Komponen Indonesia (Tier 1 AHM) kepada CV Mandiri Inti Inovasi (IKM), dan PT Metindo Era Sakti (Tier 1 TMMIN) kepada PT Bimuda Karya Teknik (IKM). “Adapun potensi penyerapan produk IKM oleh Tier AHM adalah menyentuh angka 103 miliar rupiah (pada kurun 2022-2023), termasuk di dalamnya produk substitusi impor,” ungkap Reni.

Sebagai upaya meningkatkan pemahaman IKM mengenai upaya kemitraan, pada kegiatan ini juga dilaksanakan workshop dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Perindustrian, KADIN, YDBA, dan Lembaga Pembiayaan.

Reni menyebutkan, sebagai tindak lanjut dari kegiatan Link and Match ini, Ditjen IKMA juga akan memberikan pembinaan agar IKM mampu memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan oleh APM. “Melalui kegiatan ini diharapkan terjalin kemitraan yang saling menguntungkan antara IKM dengan industri besar,” ujar Reni.(sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS