Indonesia Harus Siap Betul

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

UCAPAN itu disampaikan oleh Presiden SBY saat menghadiri KTT ASEAN di Phnom Penh, 18-20 November 2012. Kita tahu, pada 2015, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan diberlakukan. Salah satu yang akan kita hadapi adalah pemberlakuan pasar bersama di antara negara-negara ASEAN.

Sebenarnya, tidak hanya itu, karena dalam rangka kerja sama ekonomi tercakup juga kerja sama ekonomi negara-negara ASEAN dengan enam negara mitra dialog, yaitu China, Korsel, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan India. Kerja sama itu dikemas dalam satu kesepakatan yang disebut Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang juga menyepakati pakta perdagangan bebas yang ditargetkan berlaku mulai tahun 2016.

Sekilas kita urai satu per satu apa maksudnya dan apa yang harus dikerjakan. Indonesia berarti mewakili seluruh komponen bangsa. Siapa mereka, adalah pemerintah, politikus, dunia usaha, masyarakat, termasuk di dalamnya ormas, lembaga pendidikan, LSM, dan buruh. Merekalah semua yang harus siap betul. Bersatu, kompak, bahu-membahu dalam satu kesatuan pola pikir dan pola tindak.

Pola pikirnya adalah meningkatkan daya saing bangsa. Sedangkan pola tindaknya adalah bagaimana mereka bekerja secara efisien dan produktivitas tinggi. Kerangka besarnya secara sederhana dapat diringkaskan seperti itu. Kerja besarnya sebagai Indonesia, sebagai bangsa adalah membangun daya saing dan bekerja secara efisien dan produktif. Diharapkan kesepakatan yang dihasilkan di KTT ASEAN Phnom Penh, 18-20 november 2012, semestinya di dalam negeri mendapatkan dukungan bulat secara politis. Kalau tidak, akan banyak kerja politik yang harus dilakukan, dan menyita waktu.

Siap Betul

Oleh karena itu, pemerintah harus segera memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai seluruh hasil KTT ASEAN kepada MPR, DPR, dan DPD agar mendapat dukungan politik. Kepada kalangan dunia usaha dan masyarakat untuk menyatukan pola pikir dan pola tindak menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dengan segala manfaat dan kerugian, sehingga struktur neracanya dapat kita pahami bersama.

Siap betul secara sederhana dapat kita posisikan bahwa kerangka kerja makro ekonominya harus terjaga dan stabil. Politik anggarannya yang menjadi tanggung jawab DPR harus berorientasi dan berfokus ke arah membangun daya saing bangsa, baik berupa stimulus, investasi infrastruktur, dan capacity building masyarakat agar siap menjadi bagian dari masyarakat ASEAN yang produktif, kreatif dan inovatif. Kerangka regulasi harus menjamin kepastian hukum dan kepastian berusaha di pusat maupun di daerah.

Pada 2014, sebelum berlangsung pergantian kepemimpinan nasional, seyogianya sebagian dari PR itu sudah terselesaikan. Begitu terjadi pergantian presiden dan wakil presiden diharapkan semua tinggal melanjutkan. Shopping list-nya untuk hal-hal yang harus dikerjakan dari sekarang sudah siap. Satu demi satu dikerjakan dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab.

Tahun 2015 tinggal 3 tahun lagi. Bangsa ini tidak perlu lebay dalam mempersiapkan kerja besar untuk menyongsong berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Tidak pantas lagi saling menyalahkan. Saatnya kompak dan bersatu menghadapi masa depan bangsa ini yang masyarakatnya otomatis akan menjadi bagian langsung dari masyarakat dunia di ASEAN, Asia, dan dunia.

Kita sambut ajakan Presiden SBY dengan karya nyata dan kerja cerdas agar bangsa ini tidak menjadi pecundang dalam kancah persaingan. Tiga tahun lagi di kawasan ASEAN, dan empat tahun lagi ditambah Asean + China, Jepang, Korsel, Australia, Selandia Baru, dan India. Yes we can. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS