Indonesia Segera Produksi Mobil Hybrid

Loading

Laporan: Redaksi

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Pemerintah akan mengupayakan mobil berbasis listrik dan BBM atau hybrid semakin murah dipasarkan di dalam negeri. Kementerian Perindustrian sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa prinsipal mobil asing.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengungkapkan pihaknya masih harus menyamakan persepsi dengan produsen mobil di Indonesia.

“Tadi belum bicara soal angka atau jenis insentif, kita hanya menyamakan persepsi,” ungkap Budi kepada wartawan usai melakukan rapat tertutup dengan Menteri Perindustrian di kantornya, Selasa silam.

Budi menegaskan sampai saat ini belum ada pembicaraan lebih jauh terkait harga mobil atau investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pabrik mobil hybrid di Indonesia. Menurutnya, harga mobil hybrid yang beredar di pasaran sekarang tergolong cukup mahal. Untuk satu unit mobil hybrid merek Toyota Prius dibanderol dengan harga Rp 600 juta lebih.
“Kalau itu kita produksi dalam jumlah massal, harganya bisa lebih murah, kita mau bergerak ke arah situ,” paparnya.

Budi mengakui akan melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan perusahaan mobil lainnya seperti Honda, Daihatsu dan perusahaan mobil Eropa seperti VW, Mercedes, Audi.

Seperti diketahui Presiden SBY berniat mengembangkan mobil hybrid di Indonesia. SBY telah membentuk tim di dalamnya ada Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo untuk bernegosiasi dengan prinsipal mobil antara lain Toyota.

Insentif

Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta pemerintah memberikan insentif untuk mobil hybrid yang dipasarkan di Tanah Air. Mobil ini dipercaya bisa mengurangi emisi gas buang namun belum tentu pada aspek kemacetan jalan.

“Gaikindo meminta pemerintah memberikan insentif berupa pengurangan pajak barang mewah atau bea masuk,” kata Ketua Umum Gaikindo, Sudirman Rusdi, di Jakarta, Rabu silam.

Menurut dia, insentif membuat harga kendaraan berteknologi hybrid menjadi lebih murah, sehingga dapat bersaing dengan kendaraan bermesin konvensional yang ada di pasaran.

“Mobil hybrid dengan harga yang terjangkau akan diminati oleh konsumen. Selain itu, emisi gas buangnya lebih ramah lingkungan,” ujarnya.

Sudirman memaparkan bea masuk untuk mobil hybrid yang masih diimpor dalam bentuk utuh (completely built-up/CBU) mencapai 40 persen dan pajak penjualan barang mewah (PPn-BM) sebesar 20-75 persen dari harga beli impornya. Dengan kata lain, mobil hybrid CBU itu dikenai pajak dan bea masuk sampai 125 persen dari harga beli impor.

Belum Sepakat

Kementerian Perindustrian dan PT Toyota Astra Motor (TAM) belum mencapai kata sepakat untuk melaksanakan tes pasar mobil jenis hybrid di Indonesia.”Kementerian menginginkan tes pasar dilaksanakan dalam waktu satu tahun, sementara Toyota menginginkan dua tahun. Ini yang belum bisa kami sepakati,” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat usai pertemuan dengan Toyota.

Meski demikian, lanjut Hidayat, kementerian dan Toyota sama-sama sepakat untuk mengembangkan mobil yang mampu mengurangi emisi karbon di Indonesia. Hidayat mengungkapkan ada beberapa pilihan mobil ramah lingkungan yang bisa digunakan di tanah air, antara lain mobil hybrid, mobil elektrik, advanced diesel engine dan biofuel.

“Jenis yang paling memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia dalam waktu dekat adalah mobil listrik atau elektrik. Akan tetapi, mobil jenis ini terkendala oleh infrastruktur,” kata Hidayat menambahkan penggunaan mobil listrik akan membutuhkan banyak tempat untuk mengisi ulang energi, layaknya telepon genggam.

“Seperti telepon genggam saja, butuh colokan atau saklar untuk mengisi ulang baterainya. Ini berarti harus membangun infrastruktur baru,” katanya.

Dia menambahkan ada perbedaan antara mobil hybrid dengan Low Cost Green Car (LCGC), terutama pada segmen yang menjadi sasaran kedua jenis mobil tersebut.

Beauty Contest

Sementara itu, pemerintah Indonesia bakal menggelar beauty contest bagi seluruh prinsipal otomotif global. Bedanya, kontes kencantikan kali ini bukan mencari siapa yang paling cantik, tapi membuka kesempatan bagi semua merek untuk memaparkan rencana produksi mobil hibrida di Indonesia. Sampai saat ini, baru Toyota yang diajak diskusi dan pemerintah segera membuka kesempatan selanjutnya untuk merek lain.

Dijen IUBTT Budi Darmadi, mengatakan, nantinya tidak hanya Toyota yang dipanggil untuk memaparkan rencana produksi mobil hybrid untuk pasar domestik.

“Beberapa prinsipal seperti Honda, BMW, Audi, Mercedes-Benz kami harapkan bisa membuat mobil hibrida,” kata Budi, pekan silam.

Dengan mendorong diproduksi secara lokal, diharapkan harga mobil hibrida makin terjangkau oleh konsumen di Indonesia. “Kalau diproduksi di sini, harganya bisa murah. Namun ada komponen yang belum bisa diproduksi di dalam negeri seperti motor listrik,” lanjut Budi.

Ditegaskan, pemerintah menyatakan kesiapannya menjalankan instruksi presiden untuk memasarkan mobil hibrida pada 2014.

“Kalau instruksi presiden dua tahun lagi harus dipasarkan, pemerintah harus melaksanakan permintaan Kepala Negara itu,” lanjut Budi. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS