Industri Kelapa Sawit Primadona Indonesia

Loading

011114-usaha7

BOGOR, (tubasmedia.com) – Industri kelapa sawit Indonesia menjadi primadona. Direncanakan pada tahun 2020 ekspor kelapa sawit akan menutupi 40 persen kebutuhan pasar dunia. Namun, rencana itu tidak diikuti peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit.

Menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan hanya sekitar 40 persen luas lahan kelapa sawit yang dikuasi petani. “Luas kebun kelapa sawit yang dikelola petani (small holder) hingga saat ini sangat potensial dan mencapai 3,5 juta hektar. Sementara data Asian Agri menyebutkan, dari 5,3 juta hektar lahan pada tahun 2003, 35%-nya dikuasai petani. Pada 2012, dari 9,07 juta hektar lahan 41,58%-nya dikelola rakyat,” jelasnya dalam diskusi publik di IPB International Convention Center, Bogor, awal pekan ini.

Sayangnya produktivitas minyak sawit yang dihasilkan rendah, hanya 2 juta hingga 2,5 juta ton per hektar per tahun. Para petani, lebih membutuhkan bantuan teknis peningkatan produktivitas, akses permodalan untuk membiayai operasi dan akses pasar. “Dibutuhkan Koperasi Tani yang menjembatani akses petani terhadap pembiayaan, bantuan teknis dan pasar,” katanya.

Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit harganya mulai membaik. Sembilan bulan pertama tahun ini harga CPO mencapai Rp 8,52 juta per ton. Angka itu lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata CPO sembilan bulan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 6,67 juta per ton. Demikian dijelaskan oleh Wakil Dirut PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) Andriano Utomo di Jakarta, akhir pekan lalu. “Harga CPO dijepit harga minyak bumi dan minyak kedelai,” katanya. (sis)

CATEGORIES
TAGS