Industri Kreatif Indonesia Mencatatkan Kontribusi yang Terus Meningkat Terhadap PDB

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyebutkan ada empat pilar utama yang akan membawa Indonesia mengalami lompatan jauh dengan masuk jajaran 10 negara besar yang memiliki ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030. Keempat pilar tersebut adalah teknologi, industri, inovasi dan sumber daya manusia (SDM).

“Oleh karena itu, kita telah memulainya dengan meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 yang akan menjadi agenda nasional serta strategi dan arah yang jelas dalam memacu industri nasional berdaya saing global sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Menperin ketika menjadi pembicara pada kegiatan bertajuk Solidaritas Untuk Indonesia Lebih Baik di Jakarta, akhir pekan lalu.

Airlangga menegaskan, pihaknya terus mengajak masyarakat Indonesia agar siap menyambut revolusi industri 4.0. Sebab, bangsa Indonesia tidak boleh gagap atau tertinggal dari perkembangan teknologi terkini sehingga mampu berinovasi dan kompetitif dengan negara lain.

“Bangsa ini harus bisa memasuki era baru, yakni era yang berlandaskan digital atau industri 4.0 yang memiliki prinsip perubahan yang dinamis, transformatif dan berkemajuan,” jelasnya.

Guna mendorong transformasi sosial budaya pada masyarakat Indonesia tersebut, salah satu faktor yang memengaruhi adalah teknologi. “Teknologi mengubah cara kita berinteraksi, cara kita memandang suatu masalah dan mengambil keputusan,” jelas Menperin.

Dalam penerapan industri 4.0, Indonesia akan didukung dengan lima teknologi utama yang menjadi ciri khas di era digital, yaitu konektivitas dan kemampuan komputasi, kemampuan analitik dan intelegensi mesin, ketersambungan manusia dengan mesin (human-machine interface), teknologi robotik tingkat lanjut, serta metode manufaktur melalui cetak tiga dimensi (3D Printing).

Kemudian, Menperin mengungkapkan, aktivitas industri manufakur berperan penting mendongkrak perekonomian negara karena membawa efek berganda yang positif. Misalnya, peningkatan pada nilai tambah baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa dari eskpor.

“Tidak ada satu negara maju di dunia yang tanpa melalui proses industrialisasi. Beberapa waktu lalu, dalam sebuah conference dengan UNIDO, Indonesia menjadi inspirator untuk mengimplementasikan industri 4.0 di negara-negara berkembang Asia Pasifik,” paparnya.

Pada kesempatan berbeda, Menperin Airlangga mengatakan, pihaknya aktif menumbuhkan wirausaha rintisan baru (startup) di sektor industri kreatif. Upaya ini sejalan dengan kesiapan untuk mengambil peluang adanya momentum bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia pada tahun 2030 nanti.

“Industri kreatif di dalam negeri mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian. Oleh karena itu, kami terus melakukan peningkatan daya saingnya agar semakin kompetitif di kancah domestik hingga global, bahkan siap memasuki era ekonomi digital,” tuturnya.

Industri kreatif di Indonesia mencatatkan kontribusi yang terus meningkat terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2015, sektor ini menyumbang sebesar Rp852 triliun, sedangkan pada 2016 mencapai Rp923 triliun, dan bertambah menjadi Rp990 triliun di 2017. Tahun 2018 diproyeksi tembus hingga Rp1.000 triliun. (ril/sabar)

 

CATEGORIES
TAGS