Industri Makanan dan Minuman Kekurangan Bahan Baku

Loading

images

GRESIK, (tubasmedia.com) – Industri makanan dan minuman nasional menikmati pertumbuhan, karena ditopang jumlah penduduk yang mencapai 250 juta orang sebagai pasar domestik. Selain itu, pasar ekspor ke regional dan global terus berkembang mendongkrak pengembangan industri tersebut.

Meski demikian, industri tersebut masih dihimpit beberapa tantangan, yang mendesak diselesaikan. Antara lain, kekurangan bahan baku, infrastruktur terbatas, kurang pasokan listrik, energi gas, dan suku bunga yang tinggi untuk investasi.

“Penyediaan bahan baku harus diperbanyak, terutama dari lokal. Jika tidak, bisa menghambat peningkatan kapasitas produksi. Sedangkan keterbatasan infrastuktur membuat ekspansi terkendala, seperti ketika ingin memperluas dan mendekatkan pabrik ke lokasi sumber bahan baku,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Gresik, Jawa Timur, Jumat (17/4/2015), seperti dipetik dari siaran pers Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenperin, Hartono.

Dikemukakan, produksi bahan baku dari local sekaligus menjamin kelangsungan produksi, karena menghindari ketergantungan pada pasokan bahan baku impor dan menguatkan daya saing. “Artinya, kita mesti memperkuat struktur industri makanan minuman,” ujarnya.

Menperin hadir di Gresik untuk kunjungan kerja ke sejumlah industri makanan dan minuman, seperti, PT Karunia Alam Segar, unit produksi mie instan, dan minuman milik Wings group.

Sejauh ini, pemerintah pusat dan daerah terus mengupayakan berbagai perbaikan di bidang iklim usaha, baik fiskal maupun non-fiskal, seperti penyediaan bahan baku dari lokal, dan bunga bank yang bersaing sebagai fasilitas pembiayaan untuk mendongkrak kapasitas dan ekspansi.

“Penguatan industri ini menjadi andalan ketika kita ingin meningkatkan nilai tambah produk primer hasil pertanian,” tutur Menperin.
Keberadaan industri olahan ini juga sebagai penggerak utama ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia dan mendorong tumbuhnya industri-industri terkait.

Khusus untuk pelaku industri, termasuk Wings group, Saleh Husin mendorong agar mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri di era pasar global dan menjelang berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. “Jika industri kita kuat, maka tidak perlu takut menghadapi MEA. Justru kita bisa memperluas pasar ekspor,” kata Menperin. (ender)

CATEGORIES
TAGS