Site icon TubasMedia.com

Industri Manufaktur Indonesia, Tangguh

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Dunia harus tahu kalau sektor industri manufaktur di Indonesia masih memainkan peranan sangat penting bahkan selalu siap untuk tampil sebagai penggerak dan penopang utama perekonomian nasional.

Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam jumpa pers Kinerja Sektor Industri 2021 dan Outlook 2022, Rabu (29/12/2021).

‘’Industri manufaktur Indonesia terbukti tangguh dan mampu bangkit menghadapi situasi pandemi Covid-19,’’ tegasnya.

Menurutnya, industri manufaktur merupakan sektor pendorong utama bagi Indonesia untuk keluar dari resesi. Peranan penting ini dapat dilihat dari kinerja makro sektor industri manufaktur di beberapa indikator antara lain; investasi, ekspor, impor, kontribusi pajak, kontribusi terhadap PDB, tingkat pertumbuhan, Purchasing Managers Index (PMI) dan juga penyerapan tenaga kerja.

Meski PMI manufaktur Indonesia sempat melemah saat pemerintah kali pertama memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Juli lalu, namun tak berlangsung lama keterpurukannya.

“Dinamika serupa juga bisa terlihat dari PMI atau PMI, setelah sempat limbung akibat pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk di sektor industri manufaktur pada tahun 2020, PMI manufaktur perlahan-lahan kembali bangkit dan kembali kepada level ekspansif,” lanjutnya.

Menteri menambahkan, PMI manufaktur Indonesia sepanjang tahun ini, malah dapat menembus rekor dan diklaim tertinggi sepanjang sejarah.

Di luar itu menurutnya kita bisa lihat PMI manufaktur Indonesia beberapa kali berhasil memecahkan rekor. Angka tertinggi sepanjang sejarah yakni bulan Maret 53,2, April 54,6, bulan Mei 55,3, bahkan pada bulan Oktober 57,2. Posisi ekspansif di atas 50 ini, kami yakini juga akan tercatat pada bulan Desember 2021 ini.

Ditambahkan, dilihat dari ketenagakerjaan, sektor industri manufaktur menunjukkan pemulihan dari segi penyerapan tenaga kerja. Pada 2020, jumlah tenaga kerja menurun sebanyak 2 juta orang.

“Kita bisa lihat akibat dari pandemi Covid-19, jumlah tenga kerja di sektor industri manufaktur berkurang 2 juta orang. Dari 19,14 juta pada 2019, turun menjadi 17,5 di tahun 2020,” ucapnya.

Lambat laun, di tahun 2021, industri manufaktur mulai menyerap kembali tenaga kerja dari kebangkitan industri pengolahan.

Seiring bangkitnya industri pengolahan dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja di sektor industri manufaktur sebanyak 1,2 juta orang pada 2021, sehingga jumlah total tenaga kerja kembali meningkat menjadi 18,64 juta orang.(sabar)

Exit mobile version