Site icon TubasMedia.com

Industri Nasional butuh Dukungan SDM yang Berkompeten

Loading

BERI SAMBUTAN - Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari, saat memberi sambutan pembukaan wisuda lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung –tubasmedia.com/sabar hutasoit

BERI SAMBUTAN – Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari, saat memberi sambutan pembukaan wisuda lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung –tubasmedia.com/sabar hutasoit

BANDUNG, (tubasmedia.com) – Pembangunan industri nasional memerlukan dukungan sumber daya manusia (SDM) Industri yang kompeten khususnya tenaga kerja sektor industri. Hal ini salah satunya melalui pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi.

Menteri Perindustrian Saleh Husein mengatakan hal itu dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari pada wisuda lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung,( 20/12/2014)

Sebanyak 288 lulusan STTT Bandung diwisuda, terdiri dari 206 lulusan program Diploma IV, 52 lulusan program Diploma I, dan 30 lulusan program Diploma III Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM. Unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian telah dipersiapkan untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, termasuk STTT Bandung, yang memiliki kompetensi dan spesialisasi di bidang teknologi tekstil dan produk tekstil, dilengkapi dengan teaching factory, serta telah memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk melakukan sertifikasi kompetensi terhadap lulusannya

Saat ini, STTT Bandung merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang teknologi tekstil dan produk tekstil dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri tekstil di Indonesia. “Industri TPT merupakan salah satu komoditi andalan industri dikarenakan kontribusinya yang sangat signifikan, tidak saja dalam perolehan devisa ekspor dan penyerapan tenaga kerja, tetapi juga dalam pemenuhan kebutuhan sandang dalam negeri,” tegas Sekjen

Prospek pertumbuhan Industri TPT ke depan juga semakin baik dikarenakan permintaan pasar di dalam negeri yang terus meningkat serta meningkatnya konsumsi dunia. Pangsa pasar industri tekstil Indonesia saat ini sekitar 2% dari pasar tekstil dunia, sehingga peluang untuk memperluas pasar industri tekstil di pasar dunia masih sangat besar. Oleh karena itu, peningkatan daya saing merupakan kata kunci yang harus diperhatikan agar industri tekstil nasional dapat terus meningkatkan eksistensi baik di pasar domestik maupun internasional.

Seiring dengan meningkatnya kinerja industri TPT, terjadi pula peningkatan kebutuhan tenaga kerjanya, tidak hanya pada tingkat operator tetapi juga untuk tingkat ahli D1, D2, D3, dan D4. Hal ini tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) di lingkungan Kementerian Perindustrian, yang setiap tahunnya mencapai 500 orang sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan sekitar 300 orang per tahun.

Pusdiklat Industri Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan perusahaan tekstil dan asosiasi pertekstilan Indonesia telah menyelenggarakan beberapa program pendidikan Diploma 1 dan Diploma 2 bidang tekstil serta diklat tekstil dan garmen dengan sistem three in one (pelatihan-sertifikasi-penempatan) yang seluruh lulusannya ditempatkan bekerja pada perusahaan industri TPT.

Sekjen Kemenperin berharap kepada para lulusan yang telah diwisuda dapat terus mengaplikasikan dan mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan kompetensinya di dunia kerja serta selalu membina kerjasama (teamwork) dan jejaring (networking) baik antar sesama alumni maupun dengan insan-insan industri. (sabar)

Exit mobile version