Inflasi Riil Tekan Rakyat di Desa

Loading

Laporan: Sabar Hutasoit

Inflasi

JAKARTA, (Tubas) – Di lapangan secara umum kehidupan kelas menengah ke bawah sangat berat. Pegang uang Rp 50.000 – Rp100.000 nggak ada nilainya lagi. Itu artinya inflasi riil menekan sekali terhadap daya beli dan yang paling dirasakan adalah mahalnya harga bahan pokok, tingginya biaya sekolah serta beratnya biaya listrik dan transport.

Demikian Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang P3DN, Fauzi Azis melalui telepon seluler kepada Tubas di Jakarta Jumat pagi saat melakukan safari ke beberapa daerah. Yang perlu diwaspadai katanya sebagai dampak dari masalah dia atas adalah pungli bisa semakin marak marak, korupsi juga bisa subur, tuntutan upah buruh,  tuntutan program BLT akan meluas dan  keamanan lingkungan harus dioptimalkan.

Kelima faktor ini dilakukan hanya sekedar untuk survival hidup. Di tingkat yang lebih makro, penyeludupan bisa juga semakin merajalela (baik yang masuk maupun keluar) secara agregat ada demand yang tinggi untuk pangan dan energi dan profitabilitasnya peluangnya besar. Law and Order menjadi penting. Karena itu penimbun dan penyeludup harus ditindak tegas tanpa pandang bulu. Bulog cash flownya ditambah dan segera melaksanakan tugas sebagai stabilisator, jangan tanggung-tanggung.

Kata Fauzi dalam safari itu, dia mendengar apa yang rakyat rasakan yang ternyata kesabaran masih ada, harapan juga sangat tinggi agar beban hidup dapat segera teratasi. Yang surprise adalah bahwa mereka mulai mengerti beban ini berat juga bagi pemerintah pusat/pemprov dan pemkab/pemkot mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai kewenangan yang dimiliki.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS