Jangan Lupakan “Dia”

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

SIAPAKAH “DIA”?… Dia adalah bukan bunda Putri dan Dia bukan pula presiden atau yang lain. Dia adalah sang pencipta, yaitu Tuhan Yang Esa dan tiada sekutu baginya. Dalam proses penciptaan manusia, DIA dengan tegas menyatakan bahwa manusia diciptakan-Nya dengan misi yang amat mulia untuk memakmurkan bumi, mengolah sumber-sumber penghidupan guna kemaslahatan kehidupan mahluk hidup dan lingkungannya.

Tuhan lebih hebat dari Adam Smith, jauh lebih hebat dari Philip Kotler atau Freedman dan Porter dan lain-lain. Sejak kita di landing-kan di muka bumi oleh Tuhan, kita sudah diperintahkan untuk melakukan industrialisasi guna menghasilkan nilai tambah dan mengkapitalisasinya untuk sebesar-besarnya kemakmuran bersama.

Bahan bakunya sudah semua disiapkan oleh DIA dalam jumlah yang cukup, baik di darat, di perut bumi, di laut bahkan di udara yang berupa oksigen dan lain-lain. Manusia dibekali otak, akal pikiran dan perasaan agar bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik dan benar. Akal, pikiran dan perasaan manusia difungsikannya oleh DIA untuk membuat kehidupan di muka bumi makmur dan adil.

DIA menugaskan manusia di muka bumi bukan untuk memberikan beban berat dan menyiksa tapi malah untuk memuliakan seluruh manusia di manapun berada tanpa pandang bulu. Semua diberi kesempatan yang sama dan hak yang sama. Aturan mainnya secara lengkap sudah disiapkan oleh DIA. Dalam dunia komunikasi dan pergaulan, DIA hanya mengingatkan yaitu jangan berteman dan bergaul dengan setan atau iblis kalau kita mau selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Kalau rajin berteman dengan setan/iblis maka risikonya tanggung sendiri. Tapi jika kita berhasil membebaskan diri untuk tidak bergaul dengan setan, maka manusia akan diberi penghargaan oleh DIA sebagai manusia-manusia yang akan dimuliakan disisi-Nya. DIA tidak meminta upeti, memungut pajak atau retribusi kepada manusia yang semua telah ditugaskan untuk menjadi wakilnya di muka bumi.

Tetapi malah sebaliknya DIA selalu memberikan penghargaan kepada manusia yang tidak pernah melupakan DIA dan selalu taat dan patuh menjalankan segala perintah dan larangan. DIA tidak otoriter meskipun menjadi penguasa tunggal. DIA sangat demokratis dan jauh lebih demokratis dari manusia-manusia yang diberinya mandat untuk menciptakan kehidupan yang demokratis di dunia.

Kalau kelakuan manusia yang dipercaya menjadi para pemimpin dunia berubah dan berperi laku seperti setan, maka DIA hanya tersenyum. DIA tidak marah, malah memberi kesempatan untuk bertobat. Dunia menjadi seperti sekarang ini karena manusia lupa sama DIA.

Menganggap DIA tidak ada, atau malah manusia yang tersesat berani mengatakan bahwa DIA hanyalah sebuah mitos. Astagfirullah semoga manusia yang sudah sempat berfikir seperti itu segera kembali ke jalan yang benar dan lurus. Pencerahan ini semoga mengingatkan kepada kita semua, agar selalu mencintai DIA jangan pernah bermimpi untuk menyakiti DIA, tapi mari kita muliakan bersama. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS