Jawa Barat Terancam Ledakan Penduduk

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

CIAMIS, (Tubas) – Lima tahun mendatang Jabar terancam ledakan penduduk jika masyarakat tidak menyukseskan program Keluarga Berencana (KB) yang digulirkan Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana (BKKBN). Ledakan penduduk akan berdampak pada kemiskinan, kelaparan, dan meningkatkan angka kemiskinan.

“Hendaknya masyarakat mengikuti program KB karena akan membantu keluarga dalam merencanakan keluarga dan membuat bahagia,” kata Wakil Gubernur H. Dede Yusuf.

Menuruf Wagub saat ini jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 43.021.950 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 1,92 %, sehingga rata-rata kepadatan penduduk mencapai 1.033 per km persegi. Dalam lima tahun mendatang jika program KB tidak digalakkan maka laju pertumbuhan penduduk akan mencapai 2,3% dengan rata-rata kepadatan penduduk mencapai 1.102 per km persegi. “Jawa Barat akan terasa sempit nanti” ujar H. Dede.

Menanggapi sinyalemen itu, Kepala BKKBN Sugiri Syarief mengatakan, program KB tampaknya harus semakin gencar digalakkan di Jawa Barat mengingat Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat teratas dengan penduduk terbanyak di Indonesia yakni 43 juta jiwa atau sekitar 18.1% dari total penduduk nasional sebanyak 237,6 juta jiwa.

“Jawa Barat merupakan wilayah terpadat di Indonesia untuk itu program KB di Jawa Barat harus lebih gencar lagi.” pinta Sugiri. Menurut Sugiri, program KB ditujukan untuk mengendalikan jumlah penduduk agar tidak membludak, sehingga akan rentan terhadap meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.

Sugiri berharap jumlah penduduk bisa merata di seluruh wilayah Indonesia agar semua sumber daya alam di Indonesia bisa dimanfaatkan dengan optimal juga tidak terjadinya kerusakan sumber daya alam di suatu wilayah tertentu saja. “Pengendalian jumlah penduduk ini dengan program keluarga berencana bisa mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran,” katanya.

Menurut Sugiri, pengen¬dalian jumlah penduduk dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan alat kontrasepsi dan tidak kawin muda. “Pengguna kontrasepsi di Indonesia mencapai 61% dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia,” ungkapnya.

Di Kabupaten Ciamis sendiri saat ini laju pertumbuhan penduduk mencapai 0,46 % merupakan tiga kabupaten/kota yang paling rendah di Provinsi Jawa Barat. Keberhasilan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk ini harus dipertahankan agar pertumbuhan penduduk bisa terkendali.

Namun saat ini ada keha¬watiran keberhasilan bidang KB di Ciamis tidak bisa dipertahankan karena jumlah PLKB terus menyusut, kata Anggota DPRD Kabupaten Ciamis dari Fraksi Demokrat, Edi Djunaedi. (mamay)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS