Jerman Memperingati Keruntuhan Tembok Berlin

Loading

Tembok Berlin

Tembok Berlin

BERLIN, (tubasmedia.com) – Perayaan besar dilakukan di Jerman untuk menandai ulang tahun ke-25 jatuhnya Tembok Berlin yang dibangun pada tahun 1961 untuk menghentikan orang-orang yang melarikan diri dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Tembok Berlin diruntuhkan pada tahun 1989 dan menjadi simbol kuat dari berakhirnya era Perang Dingin.

Kanselir Angela Merkel menghadiri acara untuk mengenang korban rezim komunis Jerman Timur dalam sebuah perayaan besar yang berpusat di Gerbang Brandenburg. Kanselir Merkel dan pejabat lainnya meletakkan mawar di salah satu bagian yang tersisa dari dinding pembatas antara dua Jerman yang terpisah di masa lalu.

Sementara berbicara dengan masyarakat setelah itu, dia mengatakan bahwa itu penting untuk berpikir tentang semua orang yang menderita karena tembok tersebut, tidak hanya di Jerman tetapi di seluruh Eropa Timur.

Merkel, yang dibesarkan di Jerman Timur, dikemudian hari bergabung dengan mantan pemimpin serikat buruh dan presiden Polandia Lech Walesa dan juga dengan Mikhail Gorbachev yang merupakan pemimpin terakhir Uni Soviet.

Tembok Berlin sendiri membentang sepanjang 155 km (96 mil) membelah Berlin, namun saat ini hanya tersisa sekitar tiga kilometer dari bagian tembok tersebut yang masih berdiri.

Dalam satu tahun setelah keruntuhannya, Jerman yang dibagi menjadi dua bagian setelah kekalahannya dalam Perang Dunia II bisa bersatu kembali.

Lebih dari satu juta pengunjung telah turun di Berlin untuk menghadiri perayaan akhir pekan yang akan mencapai puncaknya pada hari Minggu di Gerbang Brandenburg. Monumen itu sendiri tidak dapat diakses selama terpisahnya Jerman dan dipandang sebagai simbol reunifikasi negara itu.

Sementara itu Gorbachev, yang kini telah berusia 83 tahun, memperingatkan pada hari Sabtu bahwa dunia saat ini berada di ambang era Perang Dingin baru. Ketegangan antara Barat dan Rusia tampak mencapai babak baru dengan adanya krisis di Ukraina, yang merupakan bagian dari Uni Soviet.

“Pertumpahan darah di Eropa dan Timur Tengah dengan latar belakang gangguan dalam dialog antara negara-negara besar harus mendapat perhatian yang sangat besar,” katanya.

“Dunia ini di ambang Perang Dingin baru. Beberapa bahkan mengatakan bahwa itu sudah dimulai.”

Gorbachev mengatakan bahwa Barat, khususnya Amerika Serikat, telah menyerah pada “triumfalisme” setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Untuk alasan ini kekuatan global telah mampu mengatasi konflik di Yugoslavia, Timur Tengah dan sekarang Ukraina, tambahnya.

Gorbachev, sebagai pemimpin Uni Soviet di akhir 1980-an, dikreditkan dengan pemulihan hubungan dengan Barat dan menciptakan suasana yang lebih liberal yang menyebabkan runtuhnya rezim komunis di Eropa Timur pada tahun 1989.

Rusia membantah telah mengobarkan masalah di Ukraina timur di mana separatis pro-Rusia merebut kekuasaan di daerah Donetsk dan Luhansk pada bulan April. Lebih dari 4.000 orang telah tewas dalam pertempuran itu. (Rizal Surya Pratama)

CATEGORIES
TAGS