Jika Politisi Sibuk Makelaran dan Ngobyekan

Loading

fa-3

Oleh: Fauzi Aziz

 

RAKYAT Indonesia dan generasi Y, yakni mereka yang tergolong berusia produktif dan mempunyai bakat atau talenta sedang menggeliat uji nyali dan uji kemampuan memoles diri menjadi sumber kekuatan ekonomi Indonesia masa depan.

Ini sangat membanggakan dan seharusnya pemerintah dan DPR wajib memberi dukungan penuh atas kebangkitan mereka. Generasi Y Indonesia kita harapkan akan menjadi soko guru ekonomi ke depan sebagai pencipta lapangan kerja, yang tidak lagi sekedar pencari kerja.

Mereka tidak pernah peduli dengan politik, tetapi mereka akan jijik dan marah kalau melihat politisi busuk yang tidak produktif bekerja, tapi rajin merampok aset negara sebagai koruptor.

Mereka memandang hina apa yang dikerjakan politisi di negeri ini yang sejak dilantik hanya rajin berburu rente yang dibungkus dengan progam pembangunan. Di republik ini ada gap antara kebutuhan rakyat yang ingin maju dengan keputusan politik yang baik, sehingga terjadi saling silang tidak ketemu dalam satu kesatuan pikir dan kesatuan tindak.

Dunia kerakyatan dan dunia kepolitikan menjadi berjalan tidak seiring akibat politik hanya fokus kepada permainan kekuasaan sebagai alat pemuas diri. Generasi Y seharusnya dipersiapkan dengan baik sebagai pemilik masa de pan dan selaku generasi penerus kebangkitan Indonesia di abad 21.

Kreatifitas mereka harus dilayani maksimal oleh pemerintah dan DPR. Kreatifitas akan menjadi kunci dalam mendorong kemajuan. Persemaian artistik dan intelektual generasi Y harus disambut dan didukung sebagai sumber inspirasi dan pelepasan budaya bangsa yang baru berkonten inovatif dan produktif.

Tugas utama pemerintah dan DPR adalah memberdayakan rakyat dan generasi Y untuk terlibat langsung secara inklusif dalam proses evolusi menuju kebangkitan Indonesia berkemajuan.

Pemimpin memberikan kepercayaan kepada rakyat untuk menjadi tenaga penggerak dalam setiap prosesnya. Praktek demokrasinya harus seperti itu. Kalau tidak, beban negara secara politik, ekonomi dan sosial budaya akan berat untuk mengurus 250 juta jiwa penduduk yang separohnya adalah golongan kelas menengah. Pemerintah wajib dan secara berkelanjut an menyediakan lingkungan yang kondusif bagi wirausaha atau start-up company, tempat bakat baru dapat muncul dan berkembang.

Demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial budaya harus dipantaskan menjadi sumber energi agar kekuatan bottom-up sebagai kekuatan rakyat yang kreatif, inovatif dan produktif dapat meningkatkan dan menciptakan kemakmuran rakyat.

Demokrasi politiknya diberikan ruang secukupnya untuk melahirkan hukum dan regulasi yang memberikan perlindungan kekuatan rakyat dan memberikan kemudahan dan akses selama mereka ber-evolusi dalam proses mewujudkan rakyat Indonesia yang makmur dan generasi Y yang unggul dan berkemajuan.

Indo nesia harus bangkit secara mandiri tanpa harus menutup diri melakukan kerjasama dengan negara lain serumpun dan bangsa lain di dunia sebagai bagian dari proses pembelajaran.Indonesia berkemajuan menuntut proses politik yang baik.

Perilaku politik sebagai makelar dan suka ngobyek bukan perilaku yang baik untuk bisa membawa rakyatnya maju. Perilaku semacam itu adalah kotor dan hanya akan membawa negeri ini ke jurang “kebangkrutan”. Rakyat memang tidak berpolitik prak tis, tetapi rakyat juga mampu berfikir politik, terutama politik berkemajuan karena tidak mau hidup menderita.

Karena itu, jika terjadi kecurangan dan melihat perilaku makelaran/ ngobyek, rakyat bisa bertindak secara politik. Misal mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemimpin/politisi yang zalim. Rakyat, bangsa Indonesia dan generasi Y harus diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri dan memberikan kontribusi bagi kemajuan negerinya.

Beban negara akan ringan jika rakyatnya maju dan produktif. Sekarang ini, yang terjadi adalah politik menjadi panglima. Ini salah kaprah. Harusnya di era globalisasi, demokratisasi dan era digitalisasi, panglimanya adalah rakyat yang maju dan berkemajuan dan unggul.

Politik bersifat tutwuri handayani. Politik pelayanan dan pengabdian yang diperlukan, bukan politik permainan kekuasaan dan bukan politik jual diri dan menjual harga diri karena sibuk makelaran/ngobyek “bumi dan air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya” untuk kepentingan dirinya atau partai politiknya.

Rakyat dan generasi Y yang merindukan Indonesia berkemajuan pasti akan berfikir bahwa mendobrak the untouchables adalah bukan perkara sulit untuk dilaksana kan.Tetapi rakyat yang cerdas sudah mulai berfikir apakah perlu kebangkitan Indonesia dilakukan melalui revolusi?

Rasanya tidak harus dengan cara revolusi karena selain biayanya mahal, hasilnya belum tentu maksimal. Lebih baik Indonesia sebagai satu kesatuan bangsa menata ulang aturan main agar Indonesia yang adil makmur dan berkemajuan bisa dikelola dengan baik dan benar.

Bingkai lama yang bercabang-cabang yang membelenggu sudut-sudut kesadaran kita harus dibongkar. Rakyat pasti menghendaki bebas dari belenggu tersebut. Pun pemerintah maupun parlemennya.

Rakyat membutuhkan pemimpin dan pemimpin juga memerlukan rakyat. Hubungan keduanya tidak bersifat vertikal tetapi setara dan selaras karena rakyat bukan anak buah, tetapi pemilik kedaulatan. Pola hubungan ini yang perlu disadari para pemimpin/politisi. Hubungannya harus berjalan harmonis.

Dalam proses politik yang baik dan sehat rakyat memberikan kepercayaan kepada pemimpin untuk menciptakan kesempatan bagi kehidupan yang lebih baik. Pemimpin juga harus memberikan kepercayaan kepada rakyat untuk menjadi tenaga penggerak dalam mewujudkan Indonesia berkemajuan.

Jadi,pembangunan di Indonesia harus bersifat inklusif dengan menempatan rakyat sebagai aktor utama dan pemerintah sebagai regulator dan fasilitator, bukan sebaliknya.(penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi dan industri)

CATEGORIES
TAGS