Jokowi “Sudah” Milik Rakyat

Loading

Oleh: Fauzi Azis

ilustrasi

ilustrasi

PILPRES belum berlangsung tetapi suara kebatinan Indonesia sudah memiliki pemimpin nasional yang baru. Salah satu calon presiden yang saat ini makin dekat dengan rakyat di beberapa kota di Indonesia adalah Jokowi. Nama ini nampaknya paling cair dengan masyarakat. Padahal ada calon lain yang duluan mempromosikan diri menjadi capres, yaitu ARB dan Prabowo.

Kalau mencermati dinamika yang berkembang di masyarakat, nampaknya rakyat terkesan sudah mulai jatuh hati kepada Jokowi, meskipun ada yang jatuh hati kepada ARB, Prabowo atau calon yang lain. Pilihan rakyat pada dasarnya adalah berdasarkan hati nurani atau dalam bahasa tradisi Jawa sering disebut dengan istilah atine wis mantep kalau negeri ini dipimpin sosok seperti Jokowi.

Tapi pilihan politik bisa berbeda seleranya dengan cara rakyat meneguhkan pilihannya. Pilihan politik adalah soal kepentingan. Kompromi atau koalisi atau apapun namanya adalah berbagi-bagi soal kepentingan. Jadi pilihan politik tidak selalu mengandalkan hati nurani. Bahkan untuk kondisi di Indonesia faktor mahar seringkali menjadi salah satu unsur penimbang untuk memberikan dukungan atau tidak.

Pilihan rakyat kalau sudah madep mantep sulit dipengaruhi meskipun suka disogok. Hati nurani dan sogok pada dasarnya sulit untuk ketemu ibarat air dengan minyak. Berapapun uang ditabur seperti tabur bunga di makam, atau di laut, efeknya hanya seperti menabur garam di air laut atau menabur umpan untuk menangkap ikan di laut.

Lebih banyak sia-sianya dari pada dapat meraih hasil yang maksimal dengan menjalankan politik uang. Sebagian rakyat menerima itu bukan menjual dirinya untuk suara para capres/cawapres karena hati nuraninya sudah mantep pada sosok yang diidolakan. Sama seperti pada kegiatan konstalasi di dunia hiburan apakah itu namanya Indonesia Idol atau yang lain, pilihan para voter terhadap penyanyi idolanya tidak bisa dipengaruhi politik uang seperti di panggung politik karena nuraninya sudah madep mantep dengan selera hatinya.

Dengan segala kekurangannya, sebagai rakyat biasa sangat berharap agar proses politik untuk memilih capres/cawapres jangan lagi dirusak dengan politik uang karena selera rakyat pada dasarnya tidak mudah dipengaruhi dengan sogok dan suap, kecuali nuraninya sendiri untuk memilih apakah Jokowi, ARB, Prabowo atau yang lain.

Para capres/cawapres punya potensi untuk menang asal menyikapinya secara dewasa dan menjunjung tinggi fair play. Pilihan rakyat jangan pernah dispekulasikan kalau disogok pasti keyakinannya bisa goyah. Keliru kalau para elit politik mendidik rakyatnya dengan cara yang salah hanya sekedar untuk memberikan dukungan poltik kepada para elit parpol yang mencalonkan diri sebagai capres/cawapres, maupun sebagai calon anggota DPR/DPD/DPRD.

Siapapun yang terpilih sebagai presiden/wakil presiden kelak, bagi rakyat bukan sesuatu yang luar biasa.Karena buat rakyat pilihannya adalah siapapun dia yang penting dapat menjadi imam yang baik. Pemimpin yang bisa mengkapitalisasi aset rakyat, dan rakyat pula yang menikmati devidennya. Rakyat hanya ingin potensi kekuatannya dapat dibangun dan dikembangkan agar mampu menjadi bangsa yang unggul dan bermartabat agar mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Kita hanya berharap kepada presiden dan wakil presiden yang terpilih dapat memberikan ruang yang cukup memadai untuk mengembangkan bakat dan kapasitas rakyat Indonesia yang potensinya tersebar di seluruh wilayah tanah air. Pemerintah akan diringankan bebannya kalau berhasil menjadikan rakyatnya yang bisa hidup mandiri. Dan dengan kemandiriannya itu rakyat bisa hidup layak. Pada waktunya tentu akan menjadi para pembayar pajak sebagai bagian kewajiban yang. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS