Kaltim Siap Jadi Pusat Agroindustri

Loading

Laporan: Redaksi

Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak

Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak berfoto bersama para pembicara dan tamu undangan workshop (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

TARAKAN, (TubasMedia.Com) – Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak menyambut gagasan pemerintah yang akan menjadikan Kaltim sebagai pusat agroindustri dan energi terkemuka menuju masyarakat adil dan sejahtera. Sementara itu diakui, Kaltim masih defisit soal pengadaan beras.

Hal itu diungkapkan Awang dalam sambutannya pada “Workshop Kesiapan Industri Permesinan dan Alsintan Untuk Mendukung Program Nasional Rice-Food Estate di Kalimantan Timur” di Tarakan, Kaltim, Selasa.

Selama ini, lanjut Awang, Kaltim masih kekurangan pasokan beras sekitar 15 persen dan untuk memenuhinya, pihaknya masih harus “impor” dari Sulawesi. Namun dengan program nasional rice-food estate, dikatakan oleh Awang, pemerintahan yang sedang dipimpinnya akan dengan sepenuh hati mendukung.

Dengan slogan “Visi Kaltim Bangkit 2013”, menurutnya, satu dari sepuluh prioritas pembangunan adalah kemandirian dan kedaulatan pangan, ketahanan pangan menghendaki kemandirian pemenuhan kebutuhan pangan diutamakan bersumber dari produksi dalam negeri (swasembada pangan).

Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang kompleks melibatkan peran lintas sektor dengan penanganan secara multi disiplin. Oleh karena itu, ketahanan pangan perlu diwujudkan melalui koordinasi dan kerjasama lintas sektor dan masyarakat.

Permasalahan yang dihadapi antara lain ketersediaan benih, suplai pupuk (bersubsidi) tidak tepat waktu,
hama dan penyakit, terbatasnya alat pertanian, permodalan petani, dan integrasi sektor hulu dan hilir.

Sementara itu Prof A Riyanto selaku ketua tim penggerak Rice Food Estate mengatakan 24 investor telah mengajukan permohonan untuk memperoleh lahan dengan total 563.945 ha. Lahan sawah di Pulau Jawa katanya terus merosot dalam kecepatan 100.000 ha sawah per tahun untuk alih fungsi sebagai areal perumahan, industri, jalan raya dan sebagainya.

Demikian juga yang terjadi di Kaltim karena alih fungsi lahan untuk perkebunan dan tambang batu bara ditambah lagi dengan perubahan cuaca ekstrem dan serangan hama penyakit, menambah kerugian hasil panen yang serius.

Riyanto menambahkan bahwa Kaltim kendati belum mampu berswasembada beras ternyata dapat juga menunjukkan kemampuannya mengusahakan budi daya pertanian tanaman pangan yang berhasil dengan baik dalam Penas XIII.

Abdul Karim, pengurus Asosiasi Industri Alat Pertanian (Alsintani) menyatakan guna mendukung swasembada pangan, pihaknya siap memproduksi alat-alat pertanian sesuai yang dibutuhkan masyarakat petani.

Alsintai menurutnya tidak kesulitan menghadapi alat-alat pertanian impor asalkan pemerintah ikut serta memberi dukungan guna memajukan produk-produk dalam negeri. “Kami siap mengadakan alat-alat yang dibutuhkan petani Indonesia. Jadi tak perlu lagi impor,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur IPAMP Ditjen IUBTT Kemenperin Tedy C Sianturi mengatakan untuk mendukung program tersebut dibutuhkan Peraturan Presiden untuk digunakan meningkatkan koordinasi antar departemen. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS