KAMI Dilarang Masuk ke Sragen

Loading

SRAGEN, (tubasmedia.com) – Belasan warga Sragen yang tergabung dalam LSM Dewan Rakyat Jelata (Drajat) Sragen menggelar aksi demo di Alun-Alun Kabupaten Sragen, Senin (14/9/2020) pagi.

Mereka menolak Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) masuk ke Sragen. Penolakan itu didasari  karena keberadaan KAMI dinilai kental bernuansa kepentingan politis yang dikhawatirkan berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan.

Aksi demo dilakukan dengan membentangkan spanduk penolakan KAMI masuk ke Sragen. Aksi juga sempat diwarnai orasi singkat dari Ketua LSM Drajat Sragen, Sunarto.

“Mencermati dinamika bahwa muncul KAMI yang didirikan tokoh-tokoh nasional dan terindikasi mau masuk ke daerah-daerah, kami dari Dewan Rakyat Jelata Sragen menolak keras masuknya KAMI ke Sragen. Nawaitu kami demi menjaga kondusivitas Sragen,” papar Sunarto.

Ia menguraikan aksi penolakan KAMI di Sragen bukan karena hanya ikut-ikutan seperti di beberapa daerah. Menurutnya aksi penolakan itu lebih pada untuk menjaga Bumi Sukowati tetap aman dan kondusif.

Menurutnya, kehadiran KAMI yang memicu polemik di antara tokoh – tokoh elit nasional dan mulai dirasuki politik, telah menyebabkan kerisauan dan kebingungan di masyarakat lapisan bawah.

Sebagai masyarakat Sragen, Drajat merasa prihatin karena itu terjadi di tengah – tengah upaya seluruh bangsa Indonesia di dalam melawan Covid 19 (Corona).

“Oleh sebab itu kami warga masyarakat Sragen yang tergabung didalam LSM Drajat memandang perlu untuk mengingatkan dan menghimbau kepada segenap warga Sragen, untuk tidak terprovokasi atas niatan elit politik itu. Tetap mentaati protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Kami mengingatkan Sragen adalah bumi kelahiran kita, jangan sampai kita terjebak provokasi yang berakibat teradu domba,” tandasnya.

Ia berharap hiruk pikuk elit nasional tak sampai merembet ke daerah, termasuk Sragen. Apabila ada warga yang bersimpati, ia mengingatkan jangan sampai membawa KAMI ke Sragen.

“Kalau sampai masuk, otomatis akan berpengaruh pada masyarakat dan bisa terpecah belah jadi dua. Ada yang pro dan kontra sehingga akan menciptakan suasana tidak kondusif. Karena kami menengarai keberadaan KAMI itu sangat rawan ditunggangi kepentingan-kepentingan lain. Mari semua menjaga tanah kelahiran Sragen yang kita cintai ini,” tandasnya. Wardoyo (red)

CATEGORIES
TAGS