Kawasan Industri Batam Mau Dibangun? Ini Komentar Dirjen PPI

Loading

imam

JAKARTA,(tubasmedia.com) – Untuk membangun kembali Batam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional, semangat awalnya harus dihidupkan lagi. Kita dudukkan dulu kembali seperti apa tadinya rencana pemerintah membangun Batam. Apa cita-cita kita dulu terhadap Batam. Masih mengarah ke cita-cita itu kah misi para stakeholder saat ini?

Pertanyaan tersebut dilontarkan Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian, Imam Haryono kepada tubasmedia.com saat berbincang-bincang di ruang kerjanya kemarin.

Menurutnya, tanpa menoleh ke belakang sulit kiranya mengharapkan cita-cita itu terwujud sebab pada kenyataannya saat ini pengembangan Batam sudah melenceng dari semangat dan cita-cita awal.

Nah, lanjutnya, jika benar kita mau membangun Batam lewat pengembangan kawasan industri, harus kita cek ulang keunggulan komperatif kita apa disbanding negara tetangga Singapura dan Malaysia. Secara geografis kata Imam, Batam sangat strategis dijadikan sebagai pusat pengembangan ekonomi.

“Kita bangun kawasan industri yang isinya adalah industri yang keseluruhannya memproduksi barang untuk diekspor tapi harus juga benar-benar berbasis sumber daya alam dalam negeri. ‘’Jangan menggunakan bahan baku impor,’’ katanya.

Kita juga katanya, harus epakat menempatkan Batam sebagai competitor Singapura dan Malaysia. Batam bukan tempat industri kedua negara tetangga dan Batam dijadikan hanya sub-nya. ‘’Bukan tidak nge-sub ke Singapura dan Malaysia, tapi Batam adalah kompetitor mereka,’’ lanjut Imam.

Untuk itu, sebagai kompetitor, banyak hal yang harus kita benahi di Batam mulai dari infrastruktur yang dibutuhkan para investor yang bergerak di sektor industri kapal, elektronika, multimedia dan sebagainya.

Kita juga harus menghitung daya saing kita tentang biaya SDM, biaya energi, biaya logistik, biaya bahan baku dan biaya teknologi serta inovasi. Yang lima bagian ini kata Imam harus benar-benar kita hitung apakah kita lebih unggul dari Singapura dan Malaysia.

‘’Sebut saja misalnya tentang pelabuhan, sebanding nggak pelabuhan kita dengan Malaysia atau Singapura. Tampaknya pelabuhan kita masih kalah dibanding fasilitas pelabuhan Malaysia. Nah, ini harus segera dibenahi,’’ ujarnya.

Belum lagi kondxisi kawasan industry di Batam yang digabung dengan pemukiman. Ini juga, lanjutnya harus benar-benar ditata ulang. ‘’Bagaimana kawasan industri kita mau unggul jika digabung dengan pemukiman, belum lagi infrastruktur lainnya belum mendukung. Pokoknya masih banyak tantangan untuk membangun kembali Batam,’’ lanjutnya. (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS