Kebocoran UN

Loading

Oleh: Edi Siswoyo

ilustrasi

ilustrasi

KEBOCORAN soal dan kunci jawaban ujian nasional (UN) terjadi kembali. Setelah beredar pada pelaksanaan UN tingkat sekolah menengah atas (SMA/MAN) kini terulang kembali pada penyelenggaraan UN tingkat sekolah menengah pertama (SMP/MTs). Kasus tersebut dilaporkan terjadi di mana-mana. Pelaksanaan UN bagai alunan lagu yang biasa dinyanyikan anak-anak “Di sini senang di sana senang, di mana-mana…!”

Kasus kebocoran soal dan kunci jawaban UN yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia itu mengindikasikan–gejala umum–rendahya penghargaan terhadap asas kejujuran di ligkungan dunia pedidikkan kita. Kasus tersebut, di satu sisi menambah amunisi bagi sejumlah kalangan yang kontra terhadap kebijakan UN. Di sisi lain, telah medegradasi penyelegaraan UN.

Itulah repotnya kalau dunia pendidikan “diseret” ke dalam kepentingan pragmatis. Ketika kepentingan itu mendominasi pelaksanaan evaluasi belajar dan mengajar maka–seperti yang biasa terjadi di masyarakat–nilai-nilai kejujuran tidak lagi mendapat tempat yang terhormat. Lingkugan dunia pedidikan menjadi ajang perburuan keuntungan komersial.

Memang, kegiatan belajar mengajar di sekolah perlu dievaluasi dan UN merupakan salah satu bentuk evaluasi seragam yang ditetapkan pemerintah. Namun, sampai saat ini kebijakan UN oleh Kemedikbud untuk siswa SMP da SMA itu masih menjadi polemik.

Sepajang yang bisa kita ketahui, polemik yang terus berkembang itu tidak sepenuhya didasari pertimbangan pedagogis tetapi lebih pada kepentingan pragmatis. Terlepas dari polemik yang terjadi, masyarakat berharap kasus kebocoran soal dan kunci jawaban UN harus segera diusut tuntas sebagai kejahatan dan pelakunya patut dijatuhi hukuman pidana.

Penuntasan kasus tersebut di pengadilan dapat membatu masyarakat mengetahui apakah kasus kebocoran soal dan kunci jawaba UN sebagai tidakan pembocoran yang disengaja untuk membangun ketidakpercayaan.

Kita berharap kasus penghancuran nilai-nilai kejujuran di lingkungan dunia pedidikan itu tidak menambah pekerjaan rumah “cuci piring” setelah pelaksanaan pesta demokrasi piplres 9 Juli 2014 mendatang. Semoga! ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS