Kembali Menguatnya US$ Menjadi Sentimen Negatif bagi Rupiah

Loading

050115-ekbis2

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memaparkan, laju nilai tukar Rupiah di awal pekan terlihat mampu berbalik positif.

“Bahkan berhasil melampaui perkiraan kami sebelumnya dimana tampaknya mendekati penghujung tahun, laju US$ masih menunjukkan penguatannya seiring dengan maraknya sentimen pemulihan ekonomi AS,” papar Reza, Senin (5/1/15).

Masih adanya imbas dari rilis data-data ekonomi AS yang kian naik membuat sentimen negatif masih akan menyelimuti sehingga waspadai potensi pelemahan lanjutan. Kebetulan juga penguatan ini terjadi seiring berita akan diumumkannya kebijakan baru pemerintah terhadap harga BBM.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengakui salah satu kebijakan yang segera diumumkan adalah terkait penyesuaian kembali harga BBM bersubsidi dan kemungkinan penerapan subsidi tetap dalam APBN-Perubahan 2015, untuk mengurangi beban belanja akibat tingginya alokasi subsidi energi.

Laju nilai tukar Rupiah menutup tahun 2014 di zona positif meskipun jika dihitung secara YoY tercatat melemah dimana di akhir 2013 laju Rupiah berada pada posisi 12217-12140 dan di akhir tahun ini bertengger di posisi 12494-12409.

Selain itu, sepanjang perdagangan juga terpantau laju Rupiah cenderung variatif dimana sempat mengalami pelemahan seiring dengan masih kuatnya laju US$ namun, mampu berbalik positif seiring dengan terapresiasinya laju Yen dan Yuan serta beriringan dengan menghijaunya laju IHSG yang ditopang oleh aksi beli investor asing.

“Kembali menguatnya US$ setelah terimbas melemahnya laju Euro seiring langkah ECB yang akan mengeluarkan stimulus dan berita kembali defisitnya neraca perdagangan dimana nilai ekspor dan impor di bulan November 2014 mengalami penurunan dan lonjakan inflasi Desember 2014 menjadi sentimen negatif yang melemahkan nilai tukar Rupiah. Rp 12565-12485. (kurs tengah BI),” tutur Reza. (angga)

CATEGORIES
TAGS