Kembalikan Nilai-nilai Pancasila dan UUD 45

Loading

Laporan : Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

KEBUMEN,(TubasMedia.Com) – Proses reformasi telah membawa bangsa Indonesia anomi, yaitu kondisi sosial yang semrawut tanpa ada pegangan nilai dan norma yang jelas. Demokrasi yang ditawarkan oleh kaum reformis ternyata hanya menghasilkan ketidakpastian yang berujung pada terjadinya keretakan sosial di hampir semua lapisan masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Al-Zastrouw Ng. Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI-PBNU), alumni S-3 sosiologi Universitas Indonesia, dalam seminar nasional dan pelantikan pengurus Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kebumen di gedung Setda Kabupaten Kebumen, belum lama ini.

Dalam konteks kekinian wajah ke-Indonesia-an tidak memperlihatkan bentuk yang utuh dan kokoh, seluruh lapisan sosial terlihat retak-retak dan bahkan terlepas. Perekat dan pengikat sentimen kebangsaan berupa Pancasila dan UUD ’45 telah digerogoti oleh paham liberalisme, individualisme, fundamentalisme dan sebagainya.

Dampak dari kondisi yang demikian, katanya lagi, tidak saja rapuhnya tali pengikat dan perekat kebangsaan, lebih jauh dari itu hancurnya sendi-sendi kabangsaan dan kemasyarakatan yang berupa tradisi, norma, budaya, dan nilai-nilai luhur lainnya. Masyarakat Indonesia saat ini seperti orang tersesat yang kehilangan arah dan berpaling pada diri sendiri.

Untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut atas konstruksi kebangsaan Indonesia, maka perlu dilakukan gerakan membangun demokrasi yang berbasis pada akar-akar tradisi, nilai dan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Gerakan ini dimulai dengan upaya mengembalikan dan mengokohkan spirit Pancasila dan UUD 45 sebagai dasar Negara Indonesia. (ahmad)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS