Laporan : Redaksi

Ilustrasi
YOGYAKARTA, (Tubas) – Berbagai permasalahan dan kebutuhan para pengusaha di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam ekspor kini sedang diidentifikasi Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional. Langkah itu dilakukan guna meningkatkan daya saing dan memperluang peluang ekspor.
Kepala Seksi Eropa Direktorat Kerjasama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan, Budi Hansyah, mengatakan hal itu di sela-sela diskusi peningkatan ekspor melalui mekanisme kerjasama oleh Kementerian Perdagangan RI di Hotel Bintang Fajar (Bifa) Yogyakarta, Selasa (12/4).
Menurut Budi Hansyah, guna mewujudkan hal itu pihaknya menargetkan menggandeng 15 pengusaha dari asosiasi pengusaha maupun instansi pemerintah yang selama ini belum melakukan ekspor. Untuk itu pihaknya sedang berupaya melakukan koordinasi dan berdiskusi dengan asosiasi maupun pemerintah daerah untuk mencari kendala, sekaligus juga mencari peluang pengusaha agar bisa difasilitasi.
“Kami bekerjasama dengan berbagai lembaga dari negara-negara donor untuk memberikan solusi bagi para pengusaha di daerah untuk mengembangkan ekspornya,” ujar Budi Hansyah.
Dijelaskan Budi Hansyah, sejumlah negara donor yang telah bekerjasama di antaranya Swedia, Belanda dan Jepang. Bantuan yang diberikan negara-negara donor itu bisa berbentuk inovasi produk, pengembangan desain, manajemen usaha dan lainnya. “Lembaga dari negara-negara donor itu akan membantu sampai akhirnya perusahaan di daerah bisa mengembangkan ekspornya,” tambahnya. (S Eka Ardhana)
lebih baik terlambat daripada tidak… tapi beneran ya, jgn OMDO (omong doang)
mengindentifikasi permasalahan ekspor apakh tidak terlambat tuh ibu menteri gak usah diidentifikasi-pun kt sdh pasti tau itu
Kenapa utk aspek inovasi produk, desain, manajemen usaha pun harus menunggu bantuan dr LN ya? Saya rasa, utk hal2 tsb, sumber daya DN kita juga mampu.
Baguslah kalo kemenperdag mulai bertindak. Semoga target menggandeng 15 pengusaha tercapai. Tapi jangan pengusaha besar saja ya pak…