Kemenperin Dorong Industri Kertas Domestik Terapkan Teknologi Hijau

Loading

1-jpgok

MEMBUKA – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar bersama Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas Kemenperin (BBPK) Andoyo Sugiharto membuka 2nd International Symposium on Resource Efficiency in Pulp and Paper Technology (2ndREPTech), Bandung, 15 November 2016.-tubasmedia.com/ist

 

BANDUNG, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian terus mendorong industri pulp dan kertas di Indonesia untuk menerapkan teknologi yang berwawasan lingkungan dalam kegiatan produksinya agar meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. Apalagi, isu produk hijau di sektor ini sering menjadi permasalahan dan perhatian di sejumlah negara, terutama Eropa.

“Untuk itu, kondisi tersebut perlu disikapi dengan mengaktifkan peran di bidang penelitian dan pengembangan (litbang),” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar pada acara 2nd International Symposium on Resource Efficiency in Pulp and Paper Technology (2ndREPTech) di Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/11).

Menurut Haris, kegiatan litbang yang dipacu mengarah kepada konsep industri hijau, dimana proses produksinya mengutamakan pada upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. “Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, sehingga upaya tersebut mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” paparnya.

Sebagian industri pulp dan kertas domestik telah mampu menghemat penggunaan energi fosil dengan memanfaatkan lignin kayu dari limbah produksi. Lignin tersebut diproses menjadi lindi hitam pekat (heavy black liquor) sebagai sumber bahan bakar untuk menjalankan mesin pabrik dan penerangan di wilayah tersebut.

Bahkan, penggunaan lindi hitam pekat juga mampu menekan biaya produksi di tengah tingginya harga gas di Indonesia sebagai kebutuhan energi di sektor ini.

Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Andoyo Sugiharto mengatakan, melalui simposium yang dilaksanakan hingga tanggal 17 November 2016 ini, diharapkan dari seluruh peserta yang hadir dapat saling melakukan pertukaran informasi terbaru tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di industri pulp dan kertas.

“Selain itu, simposium ini juga dapat memperluas jejaring kerja sama litbang dengan mempertemukan tokoh-tokoh penting di bidang riset dari perguruan tinggi, instansi, asosiasi, dan lembaga riset baik dari dalam maupun luar negeri,” paparnya. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS