Kemenperin Terus Mendorong Pendalaman Struktur Industri Farmalkes

Loading

Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito (kiri berdiri) mewakili Menteri Perindustrian di Osaka, Jepang (8/10).

 

OSAKA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berpartisipasi dalam upaya penguatan sektor kesehatan, khususnya memacu pengembangan industri farmasi dan industri alat kesehatan (farmalkes).

Langkah strategis yang tengah dijalankan, antara lain optimalisasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), serta mewujudkan program substitusi impor sebesar 35% yang dilaksanakan secara simultan dengan peningkatan utilisasi produksi.

“Selain itu, Kemenperin mendorong pendalaman struktur industri, peningkatan investasi dan menjalankan inisiatif roadmap Making Indonesia 4.0,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito mewakili Menteri Perindustrian di Osaka, Jepang (8/10).

Warsito menjelaskan, industri farmalkes merupakan dua dari tujuh sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Ketujuh sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan.

“Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri,” ungkapnya.

Guna mengakselerasi upaya pengembangan industri farmalkes, Kemenperin juga aktif mendukung kegiatan yang bertujuan untuk menjalin kerja sama komprehensif. Misalnya, pelaksanaan Indonesia-Japan Pharmaceutical and Medical Device Business Forum yang telah berlangsung pada 5-7 Oktober 2022 di Osaka, Jepang.

Kegiatan forum bisnis itu merupakan inisiatif dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, yang berkolaborasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka dan didukung oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), IIPC Tokyo dan ITPC Osaka, serta beberapa mitra Jepang seperti METI Kansai, Federation of Pharmaceutical Manufacturers’ Association of Japan (FPMAJ), dan JETRO.

“Kegiatan forum bisnis yang dibuka oleh Duta Besar RI Tokyo ini berfokus untuk mempertemukan pelaku bisnis industri farmasi dan alat kesehatan asal Indonesia dengan pelaku bisnis/investor dari Jepang,” tutur Ketua KADIN Komite Bilateral Indonesia-Jepang, Emmanuel L. Wanandi.

Saat itu, Wanandi memimpin kehadiran 15 delegasi bisnis Indonesia yang meliputi sembilan perusahaan farmalkes, termasuk perwakilan dari Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), dan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI). (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS