Kepala Pusdiklat Industri: “Saya Tidak Mencetak Pengangguran…”

Loading

Laporan: Redaksi

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kementerian Perindustrian, Drs Mujiyono MM

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kementerian Perindustrian, Drs Mujiyono MM

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – “Saya tidak akan mencetak pengangguran, tapi akan menelorkan tenaga-tenaga trampil yang siap dipekerjakan”. Kalimat ini diucapkan Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kementerian Perindustrian, Drs Mujiyono MM mengakhiri obrolan dengan TubasMedia.Com di ruang kerjanya, Rabu pekan silam.

Slogan singkat nan padat itu bukannya tidak beralasan. Sejak Mujiyono dipindah tugaskan dari Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenperin beberapa bulan silam, dirinya langsung melakukan reposisi total.

‘’Lembaga yang baru saja saya pimpin akan saya jadikan menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang industri yang unggul, berbasis kompotensi dan berdaya saing pada tahun 2025,’’ katanya. ‘’Namanya reposisi Diklat,’’ jelasnya.

Pusdiklat yang dipimpinnya akan dijadikan sebagai holding yang bertugas sebagai regulator, fasilitator dan katalisator terhadap unit-unit pendidikan dan balai-balai diklat yang tersebar di seluruh nusantara di bawah naungan Kementerian Perindustrian.

Khusus Balai Diklat Industri (BDI) katanya akan direposisi menjadi pusat pelatihan industri kecil dan menengah (IKM) berbasis kompetensi dan spesialisasi workshop. ‘’Seluruh pejabat eselon satu di Kemenperin sudah menyetujuinya,’’ tambahnya.

Kondisi sekarang, BDI lebih banyak menyelenggarakan pelatihan bagi aparatur daerah (Dinas Perindag Prop/Kabupaten/Kota) sementara untuk Diklat IKM masih terbatas jenis dan jumlahnya dan penyelenggaraan Diklat Sistem Industri masih sangat bergantung pada tenaga pengajar dari ITB.

‘’Tapi dengan reposisi sekarang, BDI diinginkan menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi IKM dengan kompetensi/spesialisasi teknis dan fungsional tertentu,’’ tambahnya.

Demikian juga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang jumlahnya 9 SMK akan diarahkan menjadi sekolah berbasis internasional (SBI) dan kompetensi sepenuhnya dan mencapai minimal 80 persen memenuhi persyaratan RSBI dari 14 instrumen.

Di bagian lain penjelasannya, Mujiyono mengatakan pihaknya akan membangun sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dan professional, menyediakan tenaga kerja terampil, ahli madya dan ahli sesuai kebutuhan sektor industri sekaligus membangun manajemen pendidikan dan pelatihan yang berbasis kompetensi dan bertaraf internasional.

Tentang pendekatan pengembangan tenaga kerja industri, pihaknya akan melakukan reorientasi pengembangan SDM dengan mengacu kepada kebutuhan dunia industri. Selain itu juga akan meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan sampai dengan perguruan tinggi, khususnya di bidang teknik yang menghaslkan tenaga kerja ahli madya.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah memperluas infrastruktur pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan keahlian tenaga kerja di bidang teknik dan manajerial, meningkatkan keterkaitan lembaga litbang, industri serta perguruan tinggi untuk mengembangkan teknologi yang tepat dalam pelatihan tenaga kerja untuk industri.

Menjawab pertanyaan dikatakan, kompetensi SDM industri perlu ditingkatkan melalui program pendidikan, pelatihan dan pemagangan dengan mendayagunakan lembaga sertifikasi tenaga profesional dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) ditambah lagi dengan mengembangkan program pendidikan dan pelatihan untuk keahlian khusus di bidang teknologi, proses dan produk, teknik desain dan manajemen sekaligus juga menciptakan iklim ketenagakerjaan yang kondusif.

Semuanya langkah ini lanjutnya, dilakukan dengan tujuan menjadi pilar utama dalam peningkatan kualitas SDM industri yang unggul di bidang pendidikan dan pelatihan industri.

Menyangkut reposisi yang ditempuh, Mujiyono menyebut tujuannya tidak lain tidak bukan menjadikan Pusdiklat Industri sebagai holding dalam peningkatan kualitas SDM industri, menjadikan BDI sebagai pusat pelatihan IKM berbasis kompetensi dan spesialisasi, membangun pendidikan kejuruan industri, sepenuhnya berbasis SBI dan kompetensi serta membangun pendidikan vokasi industri, sepenuhnya berbasis spesialisasi dan kompetensi.

Mujiyono yang membawahi sekitar 1.600 pegawai ini menyebutkan bahwa semua siswa dan mahasiswa jebolan perguruan di bawah binaan Pusdiklat Kemenperin, selain memperoleh ijazah juga akan mendapatkan sertifikat kompetensi. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS