Kerajinan Payung Geulis di Ambang Kepunahan

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

PERAJIN PAYUNG – Salah seorang perajin payung geulis di Tasikmalaya. Perajin mendambakan bantuan dari pemerintah daerah. (tubas/hakri miko)

TASIKMALAYA, (TubasMedia.Com) – Usaha payung geulis, yang dulu mengharumkan nama Tasikmalaya di kancah nasional, kini di ambang kepunahan, Kegiatan usaha yang dilakoni secara tradisonal ini kurang mendapat perhatian dari pihak Pemerintha Kabupaten/Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Menurut, Asep seorang penerus perajin payung geulis asal Kota Tasikmalaya, kepada tubasmedia.com mengatakan, usaha mereka tetap dilakoni hanya sebatas menjaga kelestarian kerajinan, sekaligus menjaga warisan leluhur agar tak punah ditelan zaman.

Asep adalah cucu H. Sarod (alm) sebagai perintis pembuat kerajinan payung geulis yang pernah berjaya pada msa Orba. Pada saat itu, Sarod mendapatkan penghargaan berupa Kalpataru dari pemerintah.

Pada saat itu, nama Sarot selalu dielu-elukan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten/Kota Tasikmalaya, karena cukup berjasa membawa nama Tasikmalaya ke tingkat nasional dan mancanegara.

Menurut Asep, kalau hanya mengandalkan dari usaha payung, beban produksi dan beban hidup yang harus dikeluarkan masih cukup besar, sedangkan pemda belum membantu pemasaran dan permodalan, katanya.

Sementara itu, harga jual tetap saja tidak stabil. Untuk satu payung, beban produksi dari mulai pembuatan rangka hingga upah melukis bisa sampai Rp 12.500. Harga payung yang sudah jadi per unit sekitar Rp. 15.000 s/d Rp. 17.000. Sedangkan harga bahan baku, berupa kertas, cat dan bahan baku lainnya, selalu naik.

“Payung geulis asal Tasikmalaya kini tinggal nama. Pemerintah Tasikmalaya hanya membutuhkan perajin apabila ada pameran dan tamu yang ingin mengetahui proses pembuatan payung geulis,” kata Asep. (hakri)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS