Kerja Sama DKI dan NTT Perlu Diperluas dengan Daerah Lain

Loading

Oleh : Anthon P. Sinaga

ternak-sapi

KERJA sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam bidang ternak sapi, kini sudah menuai hasil. Walaupun sebagian anggota DPRD DKI tidak setuju rintisan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama ini, namun kini NTT telah berhasil mengirim daging sapi beku untuk kebutuhan Jakarta, selain ternak sapi potong.

Kerja sama ini terjalin ketika Basuki Tjahaja Purnama diajak Presiden Joko Widodo mengunjungi NTT akhir tahun lalu dengan menikmati pesawat kepresidenan, dalam rangka blusukannya ke daerah yang terkenal gersang itu, tetapi ternyata produsen sapi terbesar di Indonesia saat ini.

Untuk tahap pertama, Pemprov DKI telah mengalokasikan dana Rp 20 miliar ke Pemprov NTT untuk pembibitan dan penggemukan sapi. Kepala Dinas Peternakan NTT, Thomas Ully dalam keterangannya ke media Ibukota di Kupang hari Senin (26/1) mengatakan, alokasi anggaran Rp 20 miliar itu telah digunakan untuk pengadaan 1.100 bibit sapi dan penggemukan 1.000 sapi di NTT.

Selain antarpemerintah daerah, Perusahan Daerah Dharma Jaya Jakarta juga menjalin kerja sama dengan perusahaan daerah setempat, yakni PT Sagarau Bahari Kupang dalam hal pemotongan dan pengiriman daging sapi beku ke Jakarta. Pengiriman daging sapi beku sebanyak 60 ton dilakukan dalam dua bulan. Hal ini cukup lumayan, walaupun jumlah ini masih jauh dari kebutuhan daping sapi masyarakat Jakarta yang rata-rata mencapai 118 ton per hari.

Menurut Thomas Ully, daging sapi beku dari Kupang ini sudah sesuai standar internasional. Tim dari DKI Jakarta sudah memantau langsung rumah potong hewan milik PT Sagarau Bahari, dimana perusahaan ini juga melibatkan dokter hewan dan tenaga professional di bidang veteriner daging beku. Sehingga aman dikonsumsi tamu hotel-hotel dan restoran bertaraf internasional di Jakarta.

Kerja sama seperti ini sebenarnya bisa juga dikembangkan dengan daerah-daerah lain yang dekat dengan Jakarta,seperti Lampung dan bahkan sampai Sumatera Utara. Di kedua daerah ini juga potensial dikembangkan peternakan sapi maupun jenis hewan lain yang dibutuhkan penduduk ataupun pengunjung Jakarta. Daerah Sumatera juga masih cukup luas untuk dijadikan padang peternakan maupun ladang pertanian.

Hal ini sejalan pula dengan rencana Pemerintah Jokowi akan membangunan infrastruktur jalan tol maupun jalur kereta api lintas Sumatera, serta perluasan Dermaga Pelabuhan Merak dan Bakauheni mulai tahun ini. Sehingga, biaya transportasi juga bisa relatif lebih murah dan lebih lancar, ketimbang jalur laut dari NTT yang juga terkendala bila musim ombak besar.

Untuk memenuhi kebutuhan Jakarta, khususnya di bidang komoditi peternakan dan pertanian, Pemprov DKI Jakarta harus semakin gencar membuat terobosan agar barang konsumsi tetap terjamin bagi kebutuhan warganya, dan harga-harga juga tidak bisa dipermainkan oleh para spekulan. Seperti kerja sama di bidang pengadaan sayur-mayur dan palawija dengan Pemprov Jawa Barat maupun Pemprov Banten, harus ditingkatkan dengan membangun pasar induk di pinggiran Jakarta.

Khusus kerja sama dengan NTT, menurut Kadis Peternakan Thomas Ully, dengan adanya pengiriman daging sapi beku ke Jakarta, maka pengiriman ternak sapi potong dibatasi. Pada tahun 2014 kuota pengiriman sapi dari NTT sebanyak 62.605 sapi, maka tahun 2015 ini kuotanya berkurang menjadi 49.658 sapi.

Padahal, kebutuhan ternak sapi potong untuk Jakarta masih cukup besar. Sehingga, masih dibutuhkan kerja sama dengan daerah lain agar kebutuhan daging untuk warga Jakarta bisa terpenuhi. Terutama jelang hari-hari raya Idulfitri, Imlek, Natal dan Tahun Baru, sudah waktunya Pemprov DKI memprakarsai adanya kebijakan menyimpan stok untuk mengendalikan harga-harga, agar tidak selalu dimanfaatkan kaum spekulan untuk mengeruk keuntungan.

Untuk pengembangan peternakan sapi di NTT, menurut keterangan pejabat Dinas Peternakan setempat, Pemprov NTT memang terus memberikan rekomendasi dan mendukung sarana dan prasarana kepada sekitar 600 kelompok peternak, maupun mendorong pembentukan koperasi di setiap kabupaten yang memiliki produksi ternak sapi yang banyak.

Kerja sama Pemprov DKI dengan NTT, maupun provinsi-provinsi lain, akan menjamin supply dan demand, yang sudah tentu akan memberikan keuntungan bagi rakyat peternak di NTT maupun rakyat konsumen di Jakarta, bukan hanya bagi pedagang apalagi spekulan. Terobosan Basuki Tjahaja Purnama boleh juga diteruskan.***

CATEGORIES
TAGS