Ketersediaan Kawasan Industri Jadikan Daya Tarik Calon Investor

Loading

Franky-Sibarani
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kawasan industri merupakan asset yang menjadi sumber pendapatan negara jika difungsikan sebagai sentra penggerak ekonomi.

Ketertarikan para calon investor menanamkan modalnya berinvestasi adalah ketersediaan kawasan industri. Sehingga ketersediaan kawasan industry itu harus dapat dijadikan daya tarik bagi para calon investor.

Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, saat blusukan ke kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu, Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur mengatakan, saat berkunjung ke Jepang dan Tiongkok, Presiden Joko Widodo sangat gencar mempromosikan keberadaan kawasan industri di Indonesia, termasuk JIIPE.

“JIIPE merupakan salah satu dari 15 kawasan industri yang diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah. Dari 15 kawasan tersebut, hanya dua yang terletak di Pulau Jawa, yakni JIIPE dan Sayung di Jawa Tengah. Sedangkan 13 kawasan lainnya tersebar di luar Jawa. Hal ini, menunjukkan bahwa keberadaan JIIPE sangat diperhitungkan,” jelas Franky seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/4/15).

Franky berharap, kehadiran kawasan industri terpadu JIIPE akan mampu meningkatkan rasio investasi Jawa Timur. Sebab, berdasarkan realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dalam lima tahun terakhir, Jawa Timur merupakan lokasi investasi PMA terbesar keempat di Indonesia.

Nilai realisasi investasi Jawa Timur pada periode 2010-2014, mencapai US$10,6 miliar untuk PMA dan Rp112, 3 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan sektor industri makanan, industri logam dasar, mesin, dan elektronika, serta industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, sebagai sektor industri utama.

Dari lima provinsi yang memiliki realisasi investasi terbesar di Indonesia tahun 2010 hingga 2014 adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Kalimantan Timur. Hanya DKI Jakarta dan Jawa Barat yang memiliki rasio investasi di atas 50 persen.

Sedangkan tiga provinsi lainnya yang memiliki rasio investasi di bawah 50 persen adalah Jawa Timur 40,68 persen, Banten 31,86 persen, dan Kalimantan Timur 40,51 persen.

Franky mengisyaratkan, apabila dapat ditingkatkan rasio investasi lima wilayah yang selama ini memiliki nilai realisasi investasi terbesar hingga 60-70 persen, maka yakin target investasi baik tahun 2015 sebesar Rp 519 triliun, atau lima tahun mendatang sebesar Rp3.500 triliun akan tercapai. (marto tobing).

CATEGORIES
TAGS