Kita Lawan Tenaga Kerja Asing dengan Membenahi Kompetensi

Loading

IMG_6201.jpggggggggggg

MOU – Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Industri Kemenperin, Mujiyono menandatangani naskah memorandum of understanding (MOU) antara pemerintah dengan dunia usaha tentang perekrutan tenaga kerja bagi calon tenaga kerja yang lulus mengikuti Diklat. -tubasmedia.com/sabar hutasoit

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Satu-satunya cara menghadapi arus tenaga kerja asing agar tidak membanjiri Indonesia adalah meningkatkan kompetensi seluruh tenaga kerja di Indonesia. Kita lawan tenaga asing dengan membenahi kompetensi.

Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Puslitbang) Industri, Kementerian Perindustrian, Mujiyono dalam sambutannya saat membuka “Diklat Operator Mesin Industri Garmen Berbasis Kompetensi” di Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta kemarin. Diklat ini diikuti 300 peserta yang berasal dari berbagai daerah.

Meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia lanjut Mujio teramat penting karena pada kenyataannya, kompetensi tenaga kerja Indonesia masih sangat rendah yang mengakibatkan produktifitas tenaga kerja kita terendah diantara negara-negara tetangga.

Untuk itu, pemerintah saat ini terus mengembangkan pendididikan vokasi berbasis kompetensi. Pendidikan sejenis ini katanya amat penting dikembangkan khususnya menghadapi pasar tunggal Asean yang membebaskan masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia.

Dengan meningkatnya kompetensi para tenaga kerja nasional, katanya, secara otomatis, tenaga kerja asing akan masuk lagi ke Indonesia sebab tenaga kerja lokal sudah dapat dipekerjakan dan mampu mengisi segala bidang pekerjaan.

Saat ini kata Mujio, bidang pekerjaan yang bisa ditangani pekerja Indonesia masih level operator sementara level menengah ke atas masih harus mengandalkan tenaga kerja asing. ‘’Karena itu, mari kita semua saling membenahi tenaga kerja kita,’’ katanya.

Di bagian lain sambutannya dikatakan bahwa pihaknya akan terus membenahi mutu pendidikan vokasi berbasis kompetensi sehingga anggaran yang dikelola Pusdiklat bisa bermanfaat kepada masyarakat umum dan juga berguna bagi kalangan industri sebab tenaga kerja yang memasuki pendidikan dan latihan merupakan tenaga kerja siap pakai.

Tujuan saya, kata Mujio, gimana agar industri dalam negeri cepat tumbuh berkembang yang ditopang oleh tenaga kerja yang handal dan kompeten.

Di bagian lain sambutannya dikatakan industri tekstil nasional sebagai penggerak perekonomian nasional adalah penyumbang devisa yang cukup strategis. Namun baru menguasai 2 persen pangsa pasar tekstil dunia dan menyerap tenaga kerja antara 1,6 sampai 1,7 juta jiwa.

Bayangkan katanya, dengan 2 persen saja kekuatan ekspor tekstil kita, industri tekstil sudah menyerap 1,7 juta jiwa. Jika pangsa pasar itu bisa naik menjadi 4 persen, maka penyerapan tenaga kerja bisa mencapai 4 juta jiwa.(sabar)

 

 

 

CATEGORIES
TAGS