Kontribusi Industri Mamin Terhadap Pertumbuhan Industri Nonmigas Nasional 36,49%

Loading

FOTO BERSAMA- Dirjen Industri Agro, Abdul Rochim didampingi Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan, Enny Ratnaningtyas (berdiri dua dari kiri) berfoto bersama Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman (duduk kanan), Ketua Tim Percepatan Wisata Belanja Kuliner Kementerian Pariwisata, Vita Datau Mesakh (duduk dua dari kanan) serta para pembicara usai acara konferensi pers SIAL (Salon International de l’alimentation) interfood di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, 11 November 2019. –tubasmedia.com/sabar hutasoit

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kontribusi industri makanan dan minuman (mamin) Indonesia mencapai 36,49 persen terhadap pertumbuhan industri nonmigas hingga triwulan III/2019. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang angkanya 35,36 persen.

Hal itu diutarakan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim di Jakarta, Senin. Untuk itu menurutnya, Kemenperin akan terus mendorong peningkatan industri makanan dan minuman nasional.

Salah satunya upaya peningkatan itu kata Rochim dengan mendukung penyelenggaraan pameran industri mamin di dalam maupun luar negeri.

Industri mamin Indonesia menurutnya siap unjuk gigi di pameran berskala internasional makanan, minuman, jasa boga, hotel, restoran dan cafe, serta bakery The Global Food Marketplace atau Salon International de I’alimentation (SIAL INTERFOOD) di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, pada 13-16 November 2019.

“Ini adalah pameran internasional yang akan mendatangkan buyer potensial. Sehingga kita bisa mempromosikan industri makanan dan minuman nasional ke dalam maupun luar negeri,” tambahnya.

Rochim menyampaikan, industri makanan dan minuman menjadi salah satu industri unggulan dalam mendongkrak pertumbuhan industri, maupun pertumbuhan ekonomi.

“Dengan demikian, diharapkan ekspor industri makanan dan minuman dapat terus meningkat melalui promosi pada pameran-pameran yang diikuti,” ujar Rochim.

Semenmtara itu, Chief Executive Officer Krista Exibition Daud Dharma Salim menjelaskan, SIAL INTERFOOD merupakan sebuah platform bisnis yang menyediakan peluang bagi seluruh peserta pameran untuk mempromosikan produk, melakukan bisnis dan mencari solusi untuk kebutuhan bisnis.

“Pameran ini akan diikuti oleh 82.000 pengunjung dari dalam maupun luar negeri dengan menampilkan 28 sektor antara lain produk susu dan telur, keju, daging, ikan dan produk hasil laut, mesin kopi, mesin kasir, serta produk lainnya,” ujar Daud.

Adapun pameran tersebut akan diikuti oleh 880 perusahaan yang berasal dari 30 negara, yakni Australia, Argentina, Belanda, Belgia, China, Dubai, Ekuador, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Kuwait dan lain sebagainya.

Daud menambahkan, 65 persen peserta pameran merupakan industri makanan dan minuman dari dalam negeri.

Di tempat yang sama, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman membantah produk mamin impor telah menguasai pasar dalam negeri dan telah menghiasi etalase pedagang ritel di Indonesia.

‘’Itutidak benar, kalaupun masih ada produk mamin impor, jumlahnya sudah dibatasi,’’ kata Adhi membantah.

Dia jelaskan pada periode 2018, jumlah mamin produk impor yang diperjualbelilan di dalam negeri hanya senilaiUS$ 7 miliar atau hanya 5 sampai 6 % dari total mamin yang beredar diwilayah NKRI. ‘’Daya saing produk kita sudah tinggi koq,’’ katanya.(sabar)

CATEGORIES
TAGS