KPK Tidak Segan Tetapkan Anas sebagai Tersangka

Loading

Laporan: Redaksi

Ketua KPK Abraham Samad

Ketua KPK Abraham Samad

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Nama Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum semakin santer disebut-sebut terlibat kasus suap pembangunan wisma atlet di Palembang. Yulianis saat dihadirkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagai saksi untuk Nazaruddin membeberkan semua keterkaitan Anas. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan akan mendalami keterlibatan Anas.

Ketua KPK Abraham Samad menegaskan tidak akan surut mendalami keterlibatan semua pihak yang mengeruk keuntungan dari hasil korupsi kasus wisma atlet dan kasus-kasus lainnya yang berkaitan dengan Nazaruddin. KPK akan mendalami keterangan yang muncul di dalam persidangan. “Semua kesaksian di persidangan kami jadikan sebagai masukan. Semua akan ditelaah untuk menentukan apakah kelak akan dijadikan alat bukti atau tidak,” kata Abraham di kantornya, pekan lalu
Apabila memang nantinya ada dua alat bukti yang kuat, maka KPK tidak akan segan menetapkan Anas sebagai tersangka.

Saat disinggung apakah pihak istana kepresidenan mempengaruhi KPK dalam menetapkan Anas sebagai tersangka. “Kami (KPK) tidak ada urusan dengan Istana. Kami adalah lembaga yang independen yang dalam menetapkan tersangka harus berdasarkan dua alat bukti yang cukup,” tegasnya.

Abraham membantah keras KPK menunggu izin Istana sebelum menetapkan Anas sebagai tersangka. Memang belakangan kondisi Partai Demokrat semakin menghangat. Apalagi pada Selasa pekan lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumpulkan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat dengan agenda untuk mengutak-atik posisi Anas. “Tidak ada yang kebal hukum di negeri ini sekalipun dia ketua partai,” ujar Abraham.

Seperti yang diketahui, Rabu pekan lalu, mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis menerangkan Anas pernah menjadi petinggi PT Anugerah Nusantara bersama Muhammad Nazaruddin. Selama tahun 2009 Anas menerima gaji dari perusahaan tersebut.

Yulianis mengaku perusahaan Nazaruddin telah memberikan biaya kongres Partai Demokrat di Bandung 2010 sebesar Rp 30 miliar dan 5 juta dolar AS. Sebagaian besar uang tersebut disebut-sebut sebagai biaya pemenangan Anas. Beberapa hari sebelum kongres, uang tersebut disimpan di kardus-kardus yang kemudian langsung dibawa ke Bandung dengan dianggkut mobil boks dan dikawal mobil Toyota Fortuner, Nissan X Trail dan mobil polisi.”Uang itu langsung ditaruh di hotel Aston (Bandung) lantai 9,” kata Yulianis. (red/sis)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS