Krisis Multidimensi Timbulkan Konflik di Masyarakat

Loading

Laporan: Redaksi

Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo

Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo

SEMARANG, (Tubas) – Berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat dan terkadang menimbulkan konflik, merupakan dampak negatif dari krisis multidimensi yang dapat mengganggu kondusivitas kehidupan Jawa Tengah. Krisis yang terjadi di masyarakat sekarang diantaranya krisis jati diri, ideologi, karakter, dan kepercayaan yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo, kondisi tersebut harus diwaspadai dan diantisipasi sejak dini karena kalau dibiarkan maka negara dalam bahaya. Untuk itu Bibit Waluyo mengajak masyarakat kembali kepada lima komitmen yang harus menjadi pedoman dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kelima komitmen yang dimaksud, pertama tetap menjaga keutuhan Negara Kesaatuan Republik Indonesia (NKRI), kedua menegakkan dan menjadikan Pancasila sebagai landasan idiil yaitu sebagai dasar negara, pandangan hidup dan landasan moral dalam pikiran dan tindakan kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, ketiga menegakkan dan dan menjadikan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional yaitu landasan hukum tertinggi dalam menjalankan pemerintahan serta menata kehidupan berbangsa dan bernegara, keempat tetap menjunjung tinggi bendera Merah Putih sebagai lambang keberanian seperti warna merah yang dilandasi niat suci seperti warna putih untuk mempertahankan keutuhan NKRI, dan kelima menjadikan semboyan Bhineka Tunggal Ika sebagai kekuatan pemersatu dari Sabang sampai Merauke yang terdiri atas 17.850 pulau dengan peradaban, adat istiadat dan agama yang berbeda namun kita tetap satu sebagai bangsa dan warga negara Indonesia.

Sebagai langkah nyata, Bibit Waluyo mengikrarkan Jawa Tengah sebagai Benteng Pancasila, “Saya minta kepada saudara-saudaraku masyarakat Jawa Tengah untuk bersama-sama menjaga negara Indonesia dan menjaga Jawa Tengah. Jawa Tengah sebagai central grafity-nya Republik Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 33 juta jiwa harus dapat memagari diri dari ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang dapat merusak tatanan kehidupan di masyarakat.

“Di tengah serangan globalisasi, marilah ideologi Pncasila dan UUD 1945 kita tegakkan”, tegas Bibit Waluyo saat memimpin peringatan Hari Ulang Tahun ke-61 Provinsi Jawa Tengah, tanggal 15 Agustus 2011 di halaman kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang.

Pada kesempatan yang sama, Bibit Waluyo melepas 35 unit mobil penerangan keliling untuk kabupaten/kota se Jawa Tengah guna melaksanakan sosialisasi pemantapan Jawa Tengah sebagai benteng Pancasila. (yon)

CATEGORIES
TAGS