Kurangi Tindakan Bersifat Adhoc

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

HIDUP dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak hanya sehari dua hari, tetapi berdurasi panjang. Menjadi negara merdeka saja sudah 60 tahun. Untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, damai dan sejahtera tidak seperti membalik telapak tangan, semua berproses (ada yang secara alamiah dan ada yang berproses dengan direncanakan).

Negeri ini bisa menjadi seperti sekarang, juga melalui proses dalam kurun yang panjang (up and down), merdeka 60 tahun dan dijajah 350 tahun. Kita semua yang lahir dan besar di negeri ini, pasti mengalami segala bentuk proses yang terjadi, tentu sesuai dengan dimensi waktu yang dialaminya masing-masing.

Kalau prosesnya memang panjang, maka untuk dapat meraih kehidupan yang damai, tenteram dan sejahtera, maka cara mencapainya pun pasti berproses juga. Penanganannya mesti terstruktur, sistemik melalui proses perencanaan yang tertib.

Begitu pula yang terkait dengan proses penyelenggaraannya. Yang serba adhoc, pada umumnya selalu mengandung unsur ketergopohan, kepanikan dan hasil dari sebuah pelaksanaan pekerjaan yang adhoc biasanya kualitasnya tidak baik dan kalaupun bisa mengatasi masalah yang dihadapinya, sifatnya sementara, habis itu masalah yang sama akan muncul kembali.

Mengelola kehidupan masyarakat, bangsa dan negara tidak bisa terus-terusan banyak yang ditangani secara adhoc. Mengurus masyarakat, bangsa dan negara bersifat sangat fondamental. Mengatasi kemacetan, banjir, kemiskinan dan lain-lain tidak bisa ditangani secara adhoc karena sifatnya fondamental, struktural dan sistemik.

Problema kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bukan sekedar masalah hari ini, juga bukan pula masalah kemarin sore. Masalah-masalah yang kita lihat dan saksikan sendiri sehari-hari di negeri ini adalah problem-problem kehidupan yang kalau ditemu kenali penyebabnya tidak berdiri sendiri.

Artinya, masalah-masalah yang ada di masyarakat bersifat multidemensional dan sangat fondamental, satu sama lain bisa saling berkait. Oleh sebab itu, penanganannya tidak bisa dilakukan secara adhoc, harus terencana dengan baik dan sistemik serta proses pengambilan keputusannya harus bersepektrum luas tinjauannya dilihat dari berbagai dimensi.

Kita ini kan tidak dalam kondisi darurat atau dalam keadaan genting. Semua masalah sudah lama cukup diketahui. Yang menjadi soal sebenarnya adalah menyangkut kepekaan dan kecepatan serta ketepatan mengatasi berbagai masalah yang terjadi. Kita suka ngulur-ngulur waktu mengambil keputusan penting dan bersifat strategis yang alasan penundaannya kadang-kadang tidak jelas.

Kalau sudah hiruk-pikuk baru tergopoh-gopoh mengambil keputusan dan celakanya keputusan yang diambilnya lebih difokuskan kepada satu kondisi yang penting situasinya bisa diredam dulu. Ini adalah salah satu ciri cara bekerja menangani suatu masalah dengan cara adhoc.

Terlalu sering dan berulang mengambil keputusan dengan cara adhoc adalah tidak tepat karena sepektrum masalah yang dihadapi bangsa dan negara bersifat luas dan kompleks. Yang paling tepat adalah dilakukan secara terencana, kenali dengan baik problem pokoknya secara benar dan obyektif, komunikasikan dengan baik dan terbuka kepada seluruh pemangku kepentingan sebelum sebuah keputusan penting akan diambil.

Kasus Mesuji, Bima dan kasus-kasus lainnya adalah contoh persoalan kehidupan yang bersifat fondamental dan struktural, yang penanganan dan penyelesaian masalahnya tidak mudah,tidak ringan karena memang dimensinya luas.Tidak akan selesai hanya dengan cara menindak pihak-pihak yang dianggap bersalah. Soal Mesuji, Bima dan lainnya menyangkut dimensi kebijakan, sosiokultural, komunikasi publik, sikap dan perilaku elite, yang kalau mau diselesaiakan permasalahannya secara tuntas memerlukan berbagai pendekatan yang bersifat multidimensional.

Tidak bisa ditangani secara adhoc, hanya seperti pemadam kebakaran. Catatan kritisnya adalah bahwa kita ini hampir tidak pernah lagi mendengar dan melihat adanya pujian karena kita dinilai brilian dan berhasil menangani berbagai masalah penting di negeri ini yang bisa berdampak luas bagi kehidupan.

Yang kita lihat adalah cacian demi cacian karena kita dianggap tidak berbuat apa-apa dan tidak becus untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan ke keadaan yang lebih baik. Ini adalah sebuah realitas yang tidak bisa dibiarkan karena akan mengancam dan bahkan bisa menghancurkan kehidupan itu sendiri.

Seperti yang dilansir oleh sebagian media (27 Januari 2012), jika tidak bisa atasi anarkisme massa, negara dalam keadaan bahaya. Ini kan menakutkan bagi kita semua. Ajakannya adalah mari kita song-song kehidupan di negeri ini ke depannya, agar menjadi lebih baik, lebih damai, tenteram dan lebih mensejahterakan kehidupan kita semua.

Segala hal yang dianggap salah, kita perbaiki bersama agar menjadi benar dan memberi manfaat bagi kehidupan. Kehidupan itu sendiri memang harus terkelola, terpimpin dengan penuh kearifan, berkeadilan dan betul-betul bernilai dari dimensi kemanusiaan dan kehidupan.

Fungsikan sistem kelembagaan masarakat, bangsa dan negara agar dapat bekerja dengan baik, bertanggungjawab, arif dan bijaksana. Serahkan kepada ahlinya untuk mengurus kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk bisa mewujudkan kehidupan yang lebih baik, menjadi lebih bersahabat, saling memuliakan, demi kedamaian, ketenteraman dan sejahtera bersama lahir dan batin.

Yang tidak ahli dan tidak becus lebih baik belajar lagi agar menjadi lebih mengerti dan memahami apa yang harus dikerjakan ketika dipercaya untuk memimpin.Yang pasti, mengurus negeri ini tidak bisa hanya mengandalkan cara-cara yang bersifat pragmatis dan adhoc karena memang kehidupan itu sendiri tidak pernah ada yang bersifat pragmatis dan adhoc.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS