Look In dan Look Out

Loading

3

Oleh: Fauzi Aziz

SEBAGAI warga dunia, sebuah bangsa tak akan pernah luput dari persoalan di dalam negerinya dan pada saat bersamaan harus cermat mengikuti perkembangan yang terjadi di luar. Di zaman globalisasi dan era digital, melihat ke dalam (look in) dan melihat ke luar (look out) tidak bisa dinafikkan. Kedua sisinya penting untuk dilakukan.

Dalam rangka membangun portofolio bangsa, memahami apa yang sedang berlangsung di dalam negerinya adalah penting untuk mengukur kekuatan dan kelemahan kita. Ojo nggege mongso, dengan percaya diri yang tinggi kemudian bangsa ini ikut manggung di arena regional dan global dengan persiapan ala kadarnya.

Di luar sana memang banyak peluang dan tantangan. Bisa ikut merebut peluang dan tantangan yang ada di luar tapi tidak ada yang gratis. Perlu energi, perlu modal, perlu ketrampilan dan keahlian serta butuh komunikasi yang efektif ketika kita ingin menarik manfaat dalam pergaulan internasional.

Ke luar kita sama saja sedang melaksanakan misi besar sebuah bangsa besar yang melaksanakan progam marketing of nation. Ti dak sekedar bernuansa politik saja, tetapi juga bernuansa nilai ekonomi dan budaya. Di saat look in, maka yang kita lihat adalah kesiapan kita. Dimensinya juga sama, yakni yang berdimensi politik, ekonomi dan budaya.

Jika belum kuat, apalagi peta kekuatan kita belum jelas, lebih baik katakan kepada dunia kita belum siap. Namun bila sudah kuat, sampaikan kita sudah siap untuk bergabung dalam sistem politik, ekonomi dan budaya dunia yang telah mengglobal. Artinya energi dan modal kita sudah cukup dan serba terukur untuk ikut berafiliasi dengan masyarakat dunia baik di kawasan maupun global.

Kita bisa melihat Tiongkok dan India. Kedua negeri ini sekarang hebat. Berhasil menjadi bangsa yang berpengaruh di dunia saat ini. Tiongkok kewirausahaannya kuat sekali sehingga ekonominya tumbuh mengesankan. Negeri ini bergabung dengan WTO setelah ekonomi negeri beruang putih ini unggul. Artinya sebelum masuk WTO, Tiongkok berbenah diri dan menjadi pembelajar yang paling ulet di dunia.

Bergabung ke sistem ekonomi global yang lebih terbuka dengan persiapan matang. Bukan ngluruk tanpo bondo. India juga melakukan langkah besar untuk menjadi warga dunia yang kompetitif. Kishore Mahbubani menyebutkan ledakan riset Asia dalam sains dan teknologi merupakan hasil dari beberapa keputusan visioner yang dibuat India beberapa dekade lalu.

Perdana Menteri pertama India, Jawaharlal Nehru adalah sosok pemimpin kharismatik dan brilian yang mendorong pendirian pertamakali Indian Institute of Technologi. Almarhum PM Rajiv Gandhi punya pandangan sendiri, yakni “Better a brain drain than a brain in the drain

(terlebih baik menjadi penyalur otak-otak cemerlang daripada otak-otak itu hanya tinggal di saluran). Hasilnya kata Mahbubani membawa dua keuntungan monumental bagi India.

Pertama memberikan dorongan massif  keyakinan diri kultural pada negeri yang telah dijajah Inggris selama berabad-abad. Kedua, banyak orang India yang otak-otaknya cemerlang telah berhasil di barat mulai pulang ke India. Mereka memberikan kontribusi besar bagi pembangunan India.

Kini Chindia menjadi kekuatan ekonomi Asia yang ekonominya tumbuh mengesankan. Pelajaran yang dapat ditarik dari keduanya adalah mereka melakukan pembelajaran. Dan mereka sama melakukan “Look in” sambil melihat apa yang terus berkembang di lingkungan internasional        melakukan Look out, sambil belajar membangun kekuatan nasionalnya.

Bagaimana dengan Indonesia. Kita seharusnya berhasil menjadi bangsa pembelajar yang ulet. Ke dalam kita harus kuat dan ke luar harus bisa bersaing. Di dalam kita harus terkonsolidasi secara politik, ekonomi dan budayanya agar bangsa ini tidak tercabik-cabik ketika berlaga di pentas dunia. Di dalam negeri banyak hal masih harus terus dibenahi, sambil melihat dunia luar yang kini mereka juga sedang berbenah memperbaiki kinerjanya.

Saat ini semua bangsa di dunia tengah melakukan konsolidasi ke dalam (pendekatan look in) dan saat yang sama mereka juga mencermati dengan seksama perkembangan yang terjadi di berbagai kawasan (pendekatan look out). Hanya saja yang perlu dicatat bahwa semua yang dilakukan harus dalam rangka mewujudkan perdamaian abadi di dunia.

Dan semua yang akan dilakukan harus terbingkai dalam semangat kerjasama internasional yang bermanfaat bagi kepentingan semua bangsa di dunia. Tidak ada intervensi dan tidak ada invasi idiologi maupun militer. Semua bangsa dan negara di dunia berhak hidup dan mampu mengurus rumah tangganya masing-masing. Look in dan Look out dilakukan dalam kerangka untuk saling melakukan pembelajaran agar seluruh bangsa di dunia menjadi bermartabat dan berperadaban. (penulis adalah pemerhati masalah sosial dan ekonomi).

CATEGORIES
TAGS