Site icon TubasMedia.com

Maaf Pak SBY Manipulasi DPT di Pacitan, Justru Terjadi pada Pemilu 2009

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristianto menanggapi video berisi pidato Presiden Keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Dalam video itu, SBY mengaku harus turun gunung karena mencium tanda-tanda Pemilu 2024 akan tidak adil dan tidak jujur.

Menurut Hasto, hal semacam itu justru pernah terjadi di masa kepemimpinan SBY.

“Mohon maaf, Pak SBY tidak bijak, dalam catatan kualitas Pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan yang terjadi dalam sejarah demokrasi,” kata Hasto dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/9/2022). Hasto meminta SBY untuk bertanggung jawab atas kecurangan yang terjadi karena saat itu merupakan periode kepemimpinannya. Hasto mengatakan, pada era kepemimpinan SBY ditemukan manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) yang bersifat masif.

“Salah satu buktinya ada di Pacitan,” kata dia.

Selain itu, Hasto menyinggung saat SBY terpilih pada tahun 2004. Saat itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum dijabat  Anas Urbaningrum yang masuk Partai Demokrat setahun setelah Pemilu 2004 digelar.

“Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati yang harusnya menjadi wasit dalam Pemilu, ternyata kemudian direkrut menjadi pengurus teras Partai Demokrat,” kata petinggi PDI-P ini.

Dalam video yang beredar di media sosial, SBY menyebut ada tanda-tanda bahwa Pemilu 2024 bisa berjalan tidak jujur dan tidak adil sehingga ia harus turun gunung.  (sabar)

 

Exit mobile version