Manusia Gerobak Beroperasi Malam Hari

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan merasa heran permasalahan manusia gerobak tiap jelang akhir ramadhan dari tahun ke tahun tidak ada habisnya. Tampaknya, manusia gerobak ini mengetahui persis momentum yang tepat bagi warga kota untuk bersedekah.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda mengatakan, manusia gerobak ini biasanya mangkal di pinggir-pinggir jalan dengan membawa lengkap keluarganya, dimana sang ayah berperan membawa gerobak yang diisi oleh istri dan anak-anaknya.

“Yang mengherankan, anaknya rata-rata di atas tiga orang dan masih kecil kecil dengan usia sebaya,” kata Miftahul di Jakarta, Senin (21/7).

Ia melanjutkan, manusia gerobak sebenarnya sebagian besar berasal dari para pemulung. Menurutnya, kalau berprofesi pemulung tidak ada masalah karena membantu warga kota dalam kebersihan dan sebagai pekerja keras.

“Berbeda dengan manusia gerobak yang hanya menengadahkan tangan di pinggir jalan. Mereka hanyalah bermodus,” ujarnya.

Maka dari itu, kata Miftahul, Sudin Sosial Jakarta Selatan bekerja sama dengan Satpol PP dan lembaga kesejahteraan sosial LKS berusaha agar keberadaan manusia gerobak diminimalisir. Kini, pihaknya terus memberikan edukasi kepada mereka agar tidak di jalan, karena mengganggu warga kota dan melanggar Perda.

“Kami juga memberikan peringatan kepada manusia gerobak sampai tiga kali. Pertama, diperingatkan dan dilarang beroperasi jalan. Kedua, kalau masih bandel diusir dari pinggir jalan sampai pergi. Yang ketiga kalau masih ada lagi mereka dibawa dan direhabilitasi ke panti,” ujarnya.

Miftahul mengatakan, manusia gerobak ini beroperasi pada malam hari. Karena, pada malam hari banyak orang atau lembaga atau perusahaan yang melakukan kegiatan sahur on the road. (red/anthon)

CATEGORIES
TAGS